Menguak Visi-Misi Irsan Efendi Nasution, SH : ‘MANDIRI, DINAMIS, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT YANG BERAKHLAKUL KARIMAH DALAM BINGKAI MASYARAKAT DALIHAN NATOLU”

Menguak Visi-Misi Irsan Efendi Nasution, SH :

‘MANDIRI, DINAMIS, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT YANG BERAKHLAKUL KARIMAH DALAM BINGKAI MASYARAKAT DALIHAN NATOLU”

( by : Buana Mahaputra Nasution)

BAGIAN KE-1

Paduan kata yang dirangkai menjadi : “Mandiri, dinamis, sejahtera dan bermartabat yang berakhlakul karimah dalam bingkai masyarakat Dalihan Natolu”, sebagai thema besar yang diusung Irsan Efendi Nasution, SH (Irsan) dalam visi-misi yang diusungnya sebagai Balon (Bakal Calon) Walikota Padangsidimpuan (Salak-1) dalam perhelatan Pilkada Serentak 2018 dekat ini, telah menempatkan Irsan seolah meneropong dari sebuah satelit yang ditempatkan dilangit kota Padangsidimpuan tentang cita-cita dan harapan riel yang dibutuhkan warganya yang harus diwujud-nyatakan seorang pemimpin kedepan. Tarikan potret kesimpulan itulah barangkali yang memotivasi cakrawala berpikir Irsan dalam sajian formula visi-misi yang harus menjadi skala prioritas programnya yang di follow up secara terukur, terkendali dan tepat sasaran, bila insyaallah Irsan nantinya mendapat mandat kepercayaan dari para pemilih.

Dalam uraian kata-perkata, Penulis mencoba menafsirkannya sesuai dengan terminologi bahasa Kamus seperti ini :

MANDIRI dipadankan dengan pengertian “berdiri diatas kaki sendiri” atau “tidak tergantung kepada pihak lain”. Lalu dalam konteks “roh” Otonomi Daerah tujuan akhirnya adalah “tuntutan kemampuan dalam menggali dan mengembangkan potensi daerahnya, guna menghidupi,  membiayai dan membangun daerahnya sendiri disemua sektor, tanpa terlalu tergantung kepada bantuan dana perimbangan dari pusat (APBN)”.

DINAMIS adalah “memotivasi, mengayomi dan melayani warganya agar terbangun semangat selalu ingin maju, penuh semangat dan gerak (laju) sehingga mengalami perkembangan yang pesat”.

SEJAHTERA dalam tafsirnya adalah “aman sentosa dan makmur, selamat, terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran dan sebagainya.

BERMARTABAT adalah “yang memiliki tingkatan harga diri kemanusiaan”

BERAKHLAKUL KARIMAH  diartikan sebagai “yang memiliki tabiat, watak, budi pekerti, moral yang baik dan terpuji”.

Menelisik Visi-Misi Irsan Efendi Nasution, SH : ‘MANDIRI, DINAMIS, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT YANG BERAKHLAKUL KARIMAH DALAM BINGKAI MASYARAKAT DALIHAN NATOLU”
irsan

DALAM BINGKAI MASYARAKAT DALIHAN NATOLU. Filosofi kehidupan masyarakat “Dalihan Natolu” adalah sebagai warisan kebesaran peradaban leluhur yang menjadi jati diri atau kultur/kebudayaan yang masih tumbuh dan berkembang dalam nafas kehidupan masyarakat sehari-hari dihamparan wilayah Tapanuli atau minimal Tabagsel dalam hubungan timbal-balik kekerabatan dalam semangat “saanak-saboru” dalam “tutur dohot poda – holong maroban domu”. Dalihan Natolu dimaknai sebagai “segitiga sama sisi”, yang masing-masing titik berfungsi dengan sebutan “Sudaro/kahanggi, Anakboru dan Mora”. Filosofi benang merahnya dirajut dengan bingkai : “Holong namarsudaro/kahanggi, elek namaranakboru dohot hormat namarmora”. Dalam konteks ini, Irsan memandang betapa pentingnya cakrawala adat-budaya kita harus terus dilestarikan, dikembangkan dan dihormati kedepan karena masih sangat relevan serta dibutuhkannya nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendahulu kita ditengah-tengah modernisasi ini. “Hanya agama dan adat-budayalah yang bisa membentengi terjadinya dekadensi moral generasi muda kita”- pernah dituturkan Irsan kepada penulis.

Obsesi besar yang diusung Irsan dalam thema besar VISI-MISInya diatas, bila sepintas saja kita mendengar atau membacanya, kesannya memang ada seperti  rada “muluk dan impossible”. Namun kita akan berdecak kagum ketika Irsan mampu menjabarkan dan mempersentasekan konsepnya secara cerdas, sistematika dan taktis tentang apa-apa yang selama ini terpendam dalam cakrawala benaknya bagaimana cara untuk membangun kotanya yang bersemboyankan “Salumpat Saindege” dengan ikon “Tugu Salak” itu, agar berkemajuan yang signifikan sebagai bentuk persembahan kepada warganya kedepan.

Irsan sangat menguasai database tentang kotanya yang dengan lancar menguraikan bahwa luas wilayah kota Padangsidimpuan adalah 114,65 KM2, jumlah penduduk sekitar 225.544 jiwa (45.100 KK) , 6 kecamatan, 37 kelurahan dan 42 desa dengan kepadatan penduduk 1.800/KM2. Agama Islam 89,95 %, Kristen 8,94 %, Katholik 0,46 %, Budha 0,35 %, lainnya 0,29 %.

“Nalar kita harus dimulai dari memandang kota Padangsidimpuan sebagai calon ibukota Provinsi Sumatera Tenggara yang sedang giat-giatnya kita perjuangkan, bagaimana kesiapan kita dan apa-apa yang harus kita benahi agar bisa dinilai layak, tentu kalau kita tidak mampu menjawabnya, ada kekhawatiran tempat ibukota provinsi itu bisa akan lepas ketempat lain. Saya mendengar disamping kota Panyabungan yang punya ambisi, juga kota Sibolga memintanya, apakah kita sebagai warga kota rela ?” – ujar Irsan memulai dengan menyentakkan pikiran dan membuat kita menerawang jauh.

Secara geografis kota Padangsidimpuan bisa kedepan harus  dibangun dan dikembangkan menjadi kota besar ketiga di Provinsi Sumatera Utara setelah kota Medan dan Pematangsiantar.  Untuk kawasan Tapanuli atau minimal Tabagsel kita harus memiliki kota besar dan berkemajuan, peluang itu harus “direbut” Kota Padangsidimpuan yang dikembangkan menjadi modren sebagai pusat perdagangan atau pusat bisnis yang lengkap untuk melayani kebutuhan kabupaten/kota yang mengelilinginya, sehingga belanjanya tidak lagi ke Medan, Pekanbaru, Bukit Tinggi atau Padang. Karenanya, RUTR Kota Padangsidimpuan harus dievaluasi kembali, zona industri harus kita siapkan dengan fasilitas pendukung yang memadai, semacam Kawasan Industri Medan (KIM) agar investor tergiur masuk. Karena kalau hanya mengandalkan APBD kota Padangsidimpuan yang hanya dikisaran Rp 830 M dengan PAD sekitar Rp 90 M saja, manalah bisa diharapkan. Kita harus berani masuk dalam kancah perpacuan yang kompetitif dan kita harus punya terobosan-terobosan besar dengan memandang jauh kedepan. Karena filosofinya, bila Indonesia pada tahun 2045 nanti ditargetkan harus masuk menjadi kategori negara maju, lantas kota Padangsidimpuan targetnya apa?, apakah kita tetap berpuas diri dengan kondisi stagnan atau merayap lamban seperti selama ini?. Saya mengajak warga kota Padangsidimpuan sudah saatnya kita mulai berpikir dan berdiskusi intens kearah itu – tambah Irsan.

(Bersambung bagian ke-2).

Tinggalkan Balasan

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)