SAMPURAGA DAN PENDIDIKAN KARAKTER

IMG 20200904 WA0001 1

 

IMG 20201026 WA0015

SAMPURAGA DAN PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh : M. Daud Batubara

bbnewsmadina.com, Sekilas dipahami bahwa Legenda Sampuraga dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah pendidikan luar sekolah di Tapanuli, mengandung nilai ilmu pengetahuan, berperan dalam pendidikan karakter, mempedomani nilai universal agama dan kekuatan kebudayaan. Oleh karena itu, penting dilakukan Revitalisasi dengan tujuan untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai penting  dari cagar budaya Legenda Sampuraga dengan penyesuaian baru yang tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian dan nilai budaya masyarakat. Revitalisasi dimaksud, bukan hanya berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga seperti disampaikan Danisworo (2002) penting dilengkapi dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada.

Revitalisasi ini juga harus melibatkan masyarakat pemiliknya, sampai pada sentuhan emosi dari setiap masyarakat yang bukan hanya di lingkungan tersebut, tetapi masyarakat dalam arti luas (Laretna, 2002), sehingga tujuan konservasi yang menurut Masruki (2010), sebagai tindakan untuk melakukan perlindungan atau pengawetan dan melestarikan sesuatu dari kerusakan, kehancuran dan kehilangan dapat terwujud.

Mengapa Dibangun.?

Legenda merupakan repleksi tingkat kebudayaan pada masa lahirnya di masyarakat saat itu. Nilai yang dikandung legenda merupakan bukti capaian tingkat kemapanan pengetahuan sebagai wujud tingkat peradaban pengarangnya saat itu. Masa lahir legenda seperti legenda Sampuraga merupakan bukti sejarah peradaban bahwa saat lahirnya legenda ini, pengarangnya (anonim) telah memiliki kemapanan pengetahun yang berguna untuk mendidik masyarakat pemiliknya. Maka melestarikan legenda daerah sama dengan melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia. Perlu disadari bahwa cagar budaya merupakan refleksi dari gagasan dan perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, sastrawan memiliki kemampuan mengintekrasikan manusia dengan lingkungannya dalam bentuk karya sastra sebagai proses dan sarana pendidikan sejak purbakala.

Jelaslah bahwa inti dari pembangunan legenda Sampuraga adalah sesuai dengan tujuan konservasi yang meliputi tiga hal, yaitu: Perlindungan, sebagai proses ekologis budaya dan alam dan membangun sistem ekonomi penyangga kehidupan bagai penduduk sekitarnya; Pelestarian, sumber daya yang ada, baik fisik maupun non fisik dan keanekaragaman nilai hidup yang dikandungnya; dan Pemanfaatan, secara bijaksana sumber daya yang ada dengan menjaga lingkungannya.

Keseluruhan deskripsi di atas menjadikan pola yang dilakukan dalam membangun kembali Legenda Sampuraga oleh Dahlan Sang Bupati secara utuh (fisik dan nilai), sesuai dengan pendekatan yang disampaikan oleh Richmond dan Alison Bracker (2009) yang mengartikan konservasi sebagai suatu proses kompleks dan terus-menerus yang melibatkan penentuan mengenai apa yang dipandang sebagai warisan, bagaimana ia dijaga, bagaimana ia digunakan, oleh siapa dan untuk siapa. Jelaslah bahwa tujuan dan manfaat yang diharapkan dari membangun kembali legenda Sampuraga adalah :

A. Sebagai sumber belajar. Nilai-nilai yang dikandung dalam legenda Sampuraga menjadi bukti sejarah pendidikan masa lalu dengan wahana sastra telah dimiliki oleh bangsa Mandailing. Legenda ini telah memberi warna karakter bangsa Mandailing untuk tidak pernah durhaka pada orang tua terutama ibu. Secara detil, memang sudah banyak masyarakat yang tidak menguasai alur dan cerita Legenda Sampuraga. Namun, secara umum makna nilai kandungannya masih lekat di jiwa masyarakat pemiliknya. Hal ini merupakan bukti bahwa legenda ini sejak dulu sampai kini telah memaknai dan mewarnai kehidupan masyarakat setempat. Sehingga perlu revitalisasi legenda Sampuraga secara utuh untuk dijadikan kembali sebagai sumber belajar bagi masyarakat.

B. Meningkatkan pengetahuan tentang budaya negeri sendiri. Membangun Sampuraga secara utuh merupakan bagian untuk mengenalkan kebudayaan daerah ini pada seluruh bangsa. Nilai baik yang dikandungnya selain berguna untuk membangun karakter juga menjadi ukuran keberadaan pemilik legenda ini pada masyarakat nusantara.

C. Memperkuat kepribadian masyarakat pemiliknya. Identitas diri pemilik legenda ini merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat, para generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak, sehingga memunculkan rasa kepemilikan bersama. Kondisi inilah yang diambil alih Si Batu dengan mensegerakan pembangunanya.

D. Menimbulkan kembali rasa cinta masyarakat setempat. Legenda Sampuraga yang semakin memudar di masyarakat, harus ditumbuhkan kembali terutama oleh masyarakat pemiliknya. Membangun kembali lokasi Kolam Air Panas Sampuaraga, sama artinya menyerahkan satu tanggungjawab besar kembali kepada masyarakat pemilik legenda. Sehingga pembangunannya harus melibatkan mereka secara utuh, sehingga munculnya Sence of Belonging terhadap cerita rakyatnya dan lokasi wisatanya.

E. Mempromosikan Legenda Sampuraga warisan budaya bangsa kepada masyarakat secara utuh. Pembangunan ini dilakukan sebagai wahana untuk menelusuri kekayaan budaya bangsa, sekaligus mengenalkannya secara mendalam kembali. Legenda Sampuraga, beberapa saat sudah sempat terabaikan dan warga setempat sudah kurang peduli terhadap legenda Sampuraga. Pengaruh teknologi yang menyibukkan masyarakat setempat dalam mengikuti perubahan hiburan, membuat legenda Sampuraga semakin terlupakan. Dengan gencarnya penggunaan android dan televisi, sastra lisan legenda Sampuraga sudah mulai samar bagi generasi setempat, sehingga semakin kabur pula fungsinya dalam membentuk karakter generasi barikutnya. Sehingga perlu kembali menyampaikannya secara utuh nilai-nilai moral dan nilai-nilai kehidupan didalamnya.

F. Meningkatkan kesejahteraan rakyat, dengan menyiapkannya kembali menjadi satu lokasi yang nyaman untuk fungsi wisata religi. Lokasi ini selain secara fisik indah dan representatif kekinian, juga di dukung dengan manfaatnya sebagai tempat wisata rohani sesuai makna cerita. Berikut pembangunan masjid serta tempat tahfis diharapkan dapat menguatkan kenyamanan sebagai hiburan penenang dan penyaman jiwa dalam lokasi berkarakter religi. Dengan kenyaman inilah diharapkan akan dapat menciptkan kawasan wisata yang diperhitungkan. Dengan demikian upaya membangun kembali jelas memberikan peluang peningkatan dan gerak ekonomi bagi penduduk sekitar dalam tatanan “Negeri Beradat Taat Beribadah”.

G. Mewariskan nilai sejarah sampai pada generasi yang akan datang. Maksud generasi bukan saja bagi mereka anggota masyarakat yang masih muda, tapi juga kepada para kader-kader pemimpin masa yang akan datang. Sehingga membangun kesadaran dan meningkatkan kompetensi kepemimpian generasi selanjutnya, tentang kecintaan dan moralitas terhadap keberadaan budayanya sendiri, sebagai sesuatu yang sangat penting agar tidak hanya fokus membangun kawasan baru. Disinilah pentingnya gagasan yang dibangun atas dasar upaya terhadap pengalaman yang unik dalam rangka menanggapi lingkungannya yang spesifik dan diwariskan dari generasi yang satu kegenerasi berikutnya yang mencerminkan nilai-nilai kearifan budaya setempat yang harus dipelihara dan dirawat oleh generasinya.

Si Batu dan Pola Membangunnya.

Sebagai sebuah kegiatan yang sangat kompleks, revitalisasi terjadi melalui beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu serta meliputi hal-hal seperti: Intervensi Fisik; Rehabilitasi Ekonomi dan Revitalisasi Sosial/Institusional. Dengan demikian, kegiatan tersebut harus berdampak positif serta dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial masyarakat/warga (public realms), untuk menciptakan lingkungan sosial yang berjati diri (place making) didukung oleh suatu pengembangan institusi yang baik. Oleh Si Batu Sang Bupati hal ini dilakukan secara cepat dengan rancangan sendiri, terutama intervensi fisik.

Lokasi Kolam Air Panas Sampuraga awalnya hanya legendanya yang cukup menarik dan masih dikenal luas makna utama legendanya. Pandangan fisiknya sangat memprihatinkan sehingga jauh dari kriteria layak untuk manarik bagi orang mengunjunginya. Sekilas tidak nampak bahwa Lokasi Kolam Air Panas Sampuraga sebagai sesuatu yang memiliki makna khusus bagi bangsa Mandailing. Tidak ada tempat parkir yang layak, tidak ada tempat ibadah dan fasilitas umum, tidak ada tempat berteduh, tidak diyakini aman dari gangguan hewan, bahkan sumur sumber air panas pun tidak layak untuk didekati, karena tidak aman bagi pengunjung.

Si Batu mulai mengerjakan dengan rencana gambar lokasi diotak beliau, sayangnya tidak bisa dituliskan di kertas, sehingga harus dianya yang turun tangan detik-perdetik dalam mengaktualisasikan rencana gambar yang ada di otak beliau. Dengan beberapa anggota tim Si Batu yang dikenal dengan Pasukan Bodrex, mulai masuk lapangan, segala alat dan persenjataan mulai dari yang ringan sampai jenis berat, di awal Pebruari 2020.

Pekerjaan dilakukan dengan mandor satu-satunya dirangkap oleh konsultan perencana yakni Si Batu. Apa boleh buat, dengan iklas Sang Bupati ini sering menerima ejekan sebutan Kepala Tukang. Tapi sebagai seniman dan perkuatan niat untuk membanguan lokasi, hal demikian dibawa santai dengan senyum saja.

Tidak ada mengenal siang atau malam, karena pekerjaan harus siap sesuai target tiap 24 jam dengan istilah “Sangkuriang”. Artinya setiap pagi muncul, sudah ada kerja nyata yang membuat orang kagum. Tim pekeja sering disebut beliau sebagai “Pasukan Bodrex” artinya orang-orang yang selalu siap dan tidak mengenal lelah siang dan malam. Yang tidak mampu ikut dipersilakan untuk tinggalkan tempat.

Lokasi sempit berubah menjadi satu kawasan luas dan indah. Serba fasilitas untuk umum sudah jauh lebih nyaman. Itulah Si Batu, Sang Bupati yang selalu mengedepankan qolbu. Tanah milik masyarakat sekitar lokasi digabet (istilah lapangan Sang Bupati artinya dikerok dengan alat berat) sesuai kebutuhan. Masyarakat setempat dukung habis pekerjaan fisik dan ucapkan terimakasih pada Sang Bupati yang secara nyata dilihat Masyarakat berada di lokasi siang dan malam. Ternyata masyarakat selalu mendukung apabila pekerjaan dilakukan dengan serius dan bukti yang nyata dalam waktu yang cepat. Hal ini juga menjadi pengalaman di berbagaia lokasi lain yang dekerjakan sebelumnya. Luar biasa partisipasi masyarakat atas tanahnya yang digunakan mulai dari kebutuhan untuk jalan sebagai akses masuk, lokasi parkir dan fasilitas umum lainnya.

Si Batu yang keras, ternyata qolbunya berbeda. Tiap masyarakat yang harta bendanya digunakan untuk keperluan lokasi, ternyata diberikan selalu kesempatan untuk akses ekonominya. Tiap partisipan disiapkan fasilitas untuk akses peningkatan ekonomi seperti kedai di tanah miliknya sekitar lokasi, pelatihan dan sarana lainnya untuk berkebun dan lain-lain. Sistem mutualisme ini dibangun oleh Sang Bupati agar dapat saling mendukung kebutuhan dan daya tarik lokasi dengan pendapatan masyarakat setempat.

Jadilah sudah lokasi Kolam Air Panas Sampuraga dalam jangka waktu tiga bulan. Akses jalan masuk dan keluar yang luas dan baik, parkir yang nyaman dan teratur. Sebuah masjid ukuran yang cukup luas serta bangunan yang direncanakan tempat belajar tahfis, berikut sarana MCK yang sangat layak, ditempatkan untuk penguatan daya syariah dalam rangka menghindari kemungkinan aksi maksiat pengunjung remaja.

Kolam Air Panas dibersihkan dan ditata sedemikian indah. Tidak lupa pula jaminan keselamatan pengunjung terhadap kemungkinan bahaya air panas terhadap pengunjung telah dirancang dengan baik. Memasak jagung, kacang tanah, pisang atau telur dan lainnya dapat dilakukan langsung dengan bau yang khas pada kolam-kolam yang disediakan dengan aman.

Air panas dan uap belerang yang dapat digunakan untuk kesehatan bagi yang membutuhkan dapat dimanfaatkan di lokasi. Kolam air panas dengan suhu yang layak dapat digunakan untuk mandi dan keperluan kesehatan. Ada juga susunan batu bronjong yang digunakan untuk tempat oukup alami sepanjang bantaran sungai di lokasi. Bagi yang membutuhkan oukup khusus disediakan kursi malas yang dapar digerakkan pada relnya diatas kolam air panas dengan perhitungan keselamatan yang nyaman.

Sebagai tempat beristirahat sambil menikmati Air Mancur dengan air dingin, tersedia pula kedai yang cukup representatif diatas aliran air panas. Di kedai ini juga dapat menimakti hangatnya uap belerang panas sambil menikmati sajian, terutama dimalam hari. Ini gambaran kerja keras dari Si Batu Sang Bupati di lokasi Kolam Air Panas Sampuraga sebagai penguat legenda milik bangsa Mandailing.

Itulah si Batu dengan kegilaanya telah memberi makna yang kuat kembali pada Legenda Sampuraga. Di jaman sekarang, di mana kemajuan teknologi telah demikian pesat, tidak seharusnya lalai dengan potensi-potensi tersebut, karena muatan-muatan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia tersimpan di setiap karya-karya itu. Kemajuan teknologi internet dengan kemampuanya menembus batas-batas geografis, bahkan seakan dunia tak berjarak, bukanlah penghalang untuk tetap melestarikan budaya-budaya sendiri. Menebarnya informasi tentang pola kehidupan beserta budaya Barat dengan berbagai macam asal dan bentuknya, seakan meretas dan membongkar akar budaya bangsa yang nota bene adalah budaya Timur.

Di sini mata hati Sang Bupati Dahlan yang sangat terang dan jelas, bahwa mencintai budaya bangsa sendiri, bukanlah sebagai sesuatu yang kuno dan ketinggalan Zaman. Paradigma ini yang perlu diretas menurut Dahlan, untuk dipegang oleh generasi milenial sekarang ini. Justru mencintai kebudayaan bangsa sendiri adalah kekuatan untuk mendobrak budaya asing yang akan masuk di Indonesia. Disamping itu, citra kemandirian bangsa akan tampak, jika bangsa generasi tetap menjaga kelestarian budayanya.

Di tengah maraknya teknologi informasi yang malang melintang menebarkan berbagai macam pola hidup dan budaya asing, tentu harus memiliki prinsif seperti: Menjaga budaya tradisi asli bangsa, karena ini adalah identitas dan bernilai luhur hasil fikir moyang bangsa nusantara; Kemajuan teknologi harus bisa dimanfaatkan untuk mengemas secara kreatif budaya asli bangsa untuk diperkenalkan di dunia internasional; Mencintai budaya asli bukanlah hal yang kuno dan ketinggalan jaman. Justru akan bernilai positif jika bisa dengan kreatifitas menampilkan dan memperkenalkan kepada dunia. Banyaknya orang asing yang belajar tentang budaya Indonesia telah membuktikan, bahwa budaya bangsa mempunya inilai yang tinggi dan layak untuk dipelajari dan harus dilestarikan.

(Penulis adalah Pengurus Forum Pelestarian dan Pengembangan Adat Budaya Madina)

Tinggalkan Balasan

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)