Taufik Zulhandra Ritonga SP MM : TANAMAN HOLTIKULTURA SEGERA “Saluran Irigasi Jebol Dan Cetak Sawah”

DSC_0193
Kadis Pertanian & Peternakan ,Taufik Zulhandra Ritonga SP MM : “Holtikultura segera ditanam minggu ini”

“Berbagai macam jenis sayuran dan buah akan segera kita tanam, mulai dari bayam, sawi, bawang, kembang kol, buncis, cabe, kacang-kacangan, kentang, selada, cabe, terong, tomat, wortel, ubi, papaya  dan lainnya. Semuanya itu akan kita tata rapi sesuai kontur tanah yang ada, sehingga menjadi kebun percontohan bagi masyarakat kita sesuai dengan harapan pak Bupati. Ini menjadi bagian dari Tupoksi kami dan akan dikerjakan segera yang terbaik dalam mingu ini juga”

Panyabungan-BBNews

Berbagai macam holtikultura utamanya tanaman sayur-sayuran dan buah tradisional daerah yang dikonsumsi masyarakat Mandailing Natal selama ini, menurut Kadis Pertanian & Peternakan Pemkab Mandailing Natal Taufik Zulhandra Ritonga SP MM, akan segera ditanam dalam minggu ini disepanjang tebing alur sungai sebelah kiri Tapian Sirisiri Syariah itu sebagaimana yang diprogramkan Bupati Drs H Dahlan Hasan Nasution.

“Berbagai macam jenis sayuran dan buah akan segera kita tanam, mulai dari bayam, sawi, bawang, kembang kol, buncis, cabe, kacang-kacangan, kentang, selada, cabe, terong, tomat, wortel, ubi, papaya  dan lainnya. Semuanya itu akan kita tata rapi sesuai kontur tanah yang ada, sehingga menjadi kebun percontohan bagi masyarakat kita sesuai dengan harapan pak Bupati. Ini menjadi bagian dari Tupoksi kami dan akan dikerjakan segera yang terbaik dalam mingu ini juga” – ujar Taufik kepada BBNews Kamis sore (04/02).

SALURAN IRIGASI JEBOL

Hari itu ada dua kegiatan penting yang dilaporkan Taufik kepada Bupati Madina di Tapian Sirisiri Syariah itu, yakni mengenai Jebolnya Saluran Skunder Irigasi Batang Gadis di daerah Sirambas sepanjang 11 (sebelas) meter sehingga dikhawatirkan terancam gagal tanam masyarakat petani disepanjang aliran yang jebol itu. “Perbaikan kerusakan itu sebenarnya bukan tugas dan tanggung jawab kami dari Dinas Pertanian & Peternakan, ada instansi khusus yang menangani Irigasi Batang Gadis itu dan itu adalah tanggung jawab mereka. Tapi karena masyarkat petani kita sudah pada marah-marah, karena ada sekitar 1.300 hektar lahan sawah mereka yang terancam kekeringan, terpaksa kita ambil kebijakan. Sudah siap kami kerjakan pancang-pancang bambu dua lapis sepanjang saluran yang jebol itu, sekarang tinggal mengisi dan menimbun pinggirannya dengan tanah dan dipadatkan. Kaitan inilah kami laporkan kepada pak Bupati dan sekaligus meminjam Beko (Exavator) ke Dinas PU untuk kami pakai setengah hari. Alhamdulillah pak Bupati sudah perintahkan Plt Kadis PU Syahrudin Lubis ST (Ucok Kocin) agar diangkat kesana besok dan Ucok Kocin sudah menyanggupinya” – ujar Taufik.

Tindakan penanggulan saluran yang jebol itu sangat penting dan mendesak sekali urgensinya, karena tahun 2016 ini Kabupaten Mandailing Natal masuk dalam program nasional Upsus percepatan dan perluasan tanam padi seluas 43.486 hektar yang sedang giat-giatnya dilaksanakan dilapangan dan harus diberhasilkan. “Kabupaten Mandailing Natal yang memiliki luas 10 % dari luas provinsi Sumatera Utara serta termasuk memiliki lahan persawahan yang luas, telah diproyeksikan menjadi kabupaten lumbung beras untuk mendukung target swasembada pangan nasional tahun 2016 ini, makanya kita monitor terus dilapangan setiap jaringan irigasi mana tahu ada yang rusak agar segera kita tanggulangi perbaikannya” – tuturnya.

CETAK SAWAH

Laporan kedua adalah rencana Program Cetak Sawah tahun 2016 ini di Kabupaten Mandailing Natal atas kerjasama (MoU) Kementerian Pertanian dengan Mabes TNI-AD, dimana yang akan mengerjakannya mulai dari awal sampai siap tanam adalah langsung dibawah kendali TNI-AD sebagai program pengabdian terhadap masyarakat.

Dalam rencana kegiatan ini menurut Taufik untuk daerah kabupaten Mandailing Natal, ada 2 (dua) lokasi yang ditawarkan masing-masing wilayah rodang Kecamatan Siabu seluas lebih 2.000 ha dan di wilayah Desa Sopotinjak Kecamatan Batang Natal persis di desa kelahiran Bupati Madina Drs H Dahlan Hasan Nasution seluas 1.000 hektar.

Khusus untuk kegiatan cetak sawah ini, Bupati menekankan persyaratan yang tegas dan harus dipenuhi masyarkat sekitarnya, yakni masing-masing desa harus terlebih dahulu membuat Perdes (Peraturan Desa) yang intinya percetakan sawah itu hanya untuk tanaman padi semata, tidak boleh dialih fungsikan kepada tanaman yang lain, sebelum Perdes tersebut rampung kegiatan belum bisa dimulai pengerjaannya. “Tuntaskan itu segera dan laporkan kepada saya hasilnya” – perintah Bupati kepada Taufik, yang langsung dijawab Taufik dengan sigap “siap pak”.

 “Saya tidak mau masyarakat Mandailing Natal semakin miskin kedepan, ini adalah tanggung jawab kebijakan saya selaku Bupati dalam jangka panjang. Selama ini sudah sangat luas sawah kita berobah fungsi kepada peruntukan yang lain, apakah itu tanaman sawit, kakao, jeruk dan lainnya sehingga kita kekurangan lahan persawahan sekarang. Dengan benih unggul dan teknologi pertanian yanga ada sekarang, hasil panen kita seluas dua hektar dengan dua kali panen setahun sudah menghasilkan Rp 90 juta, coba bandingkan dengan berkebun sawit dengan luas yang sama, paling banter penghasilannya hanya mendapatkan Rp 60 jutaan setahun. Cuma lagaknya, kalau berkebun sawit dibilanglah ‘toke sawit’, padahal penghasilannya jauh dibawah seorang petani padi” – tutur Bupati sambil mengkritik.

Sebelumnya Dandim 0212/TS bersama Taufik sudah melaksanakan sosialisasi rencana pencetakan sawah dimaksud kepada para Kepala Desa dan Kelompok Tani yang ada di Kecamatan Siabu, tentang perlunya persyaratan Perdes yang harus terlebih dahulu dituntaskan masing-masing desa. “Dalam waktu dekat ini semua Perdes itu akan rampung, contoh Perdesnya sudah ada dari Desa Huraba, semua Kepala Desa sudah menyatakan kesanggupannya. Ada delapan desa disekitar rencana proyek percetakan sawah itu” – kata Dandim kepada BBNews.

Terkait wilayah Rodang Kecamatan Siabu bisa dibuat percetakan sawah baru, adalah dengan rencana skenarionya terlebih dahulu mendinamit Lompatan Harimau diwilayah desa Muara Batang Angkola, karena pertemuan Sungai Batang Gadis dengan Sungai Batang Angkola alirannya menyempit di Lompatan Harimau itu sehingga terjadi genangan air dalam hamparan luas yang disebut sebagai ‘rodang’ selama ini. Untuk melancarkan aliran air pertemuan kedua sungai itulah, jalan satu-satunya hanyalah dengan mendinamitnya agar penyempitan itu melebar sehingga airnya lancar dan rodang diharapkan bisa dikeringkan. Rencana kerja seperti itulah saat ini yang sedang terus dimatangkan, dimana pihak TNI-AD telah menyatakan kesanggupannya untuk mengerjakan pendinamitannya dan seterusnya pencetakan sawah baru dimaksud.(tim)

Tinggalkan Balasan

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)