BBNews-Teknologi
Ambisi manusia untuk menjelajah antariksa memang tiada habisnya dan Planet Mars sepertinya menjadi tujuan utama. Setelah Badan Antariksa dan Aeronautika Amerika Serikat (NASA) dan pemerintah Tiongkok mengungkapkan rencana mereka, kini giliran seorang inovator mengungkap gagasannya akan sebuah wahana transportasi nan radikal untuk menjelajah antariksa.
Charles Bombardier (42), seorang inovator asal Montreal, Kanada, seperti dikabarkanScience Alert (26/8/2016), memperkenalkan konsep transportasi serupa kereta di luar angkasa untuk mengangkut manusia dan barang. Wahana tersebut diberi nama Solar Express.
Sebelum kami bahas lebih lanjut, harap diingat bahwa wahana ini baru sampai tahap ide konseptual dan, hingga berita ini ditulis, belum ada pihak manapun yang tengah mencoba mewujudkannya. Meski demikian, ide yang radikal ini tetap menarik untuk dibahas karena Bombardier dan timnya berupaya berpikir out-of-the-box untuk mencari solusi penjelajahan antariksa yang efektif dan efisien bagi manusia.
Kita lanjutkan.
Dengan kecepatan maksimal bisa mencapai 1 persen kecepatan cahaya, atau sekitar 3.000km/detik, Solar Express bisa membawa penumpang dan barang dari Bumi ke Planet Merah hanya dalam waktu 37 jam.
Pada intinya, Solar Express ini adalah serangkaian alat angkut dengan gerbong berbentuk silinder. Satu rangkaian kereta terdiri dari enam silinder yang masing-masing memiliki panjang sekitar 50 meter. Dengan bantuan robot, gerbong-gerbong itu bisa diganti saat Solar Express berjalan.
Ya, bongkar-muat kargo dan naik-turun penumpang mesti dilakukan saat Solar Express berjalan karena kereta ruang angkasa ini tidak akan berhenti begitu diterbangkan dari Bumi.
“Di luar angkasa, porsi perjalanan yang paling mahal adalah pada fase akselerasi dan deselerasi. Energi yang dibutuhkan untuk porsi itu sangat banyak, khususnya untuk sesuatu yang berat seperti kereta luar angkasa ini,” kata Bombardier. “Sebagai tambahan, jika Anda mulai mengangkut kargo, maka biayanya akan sangat mahal.”
Karena itulah dia dan timnya memilih merancang kereta luar angkasa yang terus bergerak tanpa perlu mendarat setelah sampai planet tujuan.
Selain itu, Solar Express juga akan menyimpan sejumlah kecil bahan bakar untuk membantu kereta menyesuaikan arah. Namun tenaga kereta sebagian besar akan didapat dari sinar matahari melalui panel-panel yang ditempatkan di sepanjang jalur kereta.
“Jajaran panel surya yang ada di sepanjang kereta dapat digunakan untuk menangkap energi matahari, dan disaluran dengan laser ke supercapacitors. Air yang dipanen dari komet atau bulan kecil akan digunakan untuk kehidupan manusia di kereta dan diangkut ke stasiun lainnya,” kata Bombardier.
Menurut Kristin Tablang dari Forbes (23/8), perjalanan dari Bumi ke Bulan (384.472,28 km) menggunakan Solar Express membutuhkan waktu 2,13 menit, sedangkan perjalanan ke Mars (401 juta km) akan memakan waktu sekitar 37 jam.
Sebagai perbandingan, pesawat luar angkasa Voyager 2 yang digunakan oleh NASA dibutuhkan sekitar 260 hari untuk ke planet Mars dengan menggunakan teknologi saat ini.
Namun karena masih berupa konsep, masih cukup banyak pertanyaan teknis yang muncul dan menjadi tugas tim Solare Express. Seperti bagaimana melakukan kendali kendaraan yang melaju dengan sangat cepat, bagaimana kereta akan mengeluarkan muatan, dan bagaimana cara untuk mencapai kecepatan tinggi yang diklaim tersebut.
Charles Bombardier bukan nama yang asing dalam dunia inovasi teknologi transportasi. Awal tahun ini, bekerja sama dengan Ray Mattison, mereka memperkenalkan konsep transportasi antarbenua dengan kecepatan hipersonik yang mencapai 12.300km/jam.
Pesawat tersebut, seperti dilansir dari Forbes (7/8), di atas kertas bisa menempuh perjalanan dari New York ke London yang berjarak 5.600km dalam waktu 27 menit saja.