Madina-BBNewsmadina.com
Toge panyabungan merupakan jajanan khas yang berupa racikan beberapa bahan seperti lupis, cendil, pulut hitam, pulut tape putih, cendol, yang disiram dengan santan dan gula aren.
Mendengar namanya, banyak orang menyangka toge panyabungan merupakan jenis sayur. Tapi ternyata toge panyabungan merupakan jajanan yang khas Mandailing Natal, Sumatera Utara. Toge panyabungan sudah menjadi salah satu jajanan favorit berbuka puasa dan banyak diminati semua orang saat Ramadhan.
Jajanan toge ini biasanya dijadikan menu berbuka yang menjadi incaran penikmatnya dan mudah ditemukan saat Bulan Ramadan. Untuk saat ini beberapa pedagang toge panyabungan banyak berjualan di sekitaran Masjid Raya Panyabungan, tepatnya di pasar lama, Jalan Keliling.
Dari banyaknya pedagang makanan berbuka puasa di sekitaran Masjid Raya Panyabungan, sebagian merupakan pedagang toge panyabungan. Biasanya mereka sudah bersiap berjualan sejak pukul 14.00 siang hingga saat berbuka.
Memang jika dilihat dari jauh toge panyabungan hampir seperti es campur atau es cendol. Namun yang membedakannya adalah ragam jenis campuran makanan yang terkandung di dalamnya. Tak hanya santan, gula merah cair dan cendol, namun ada ketan merah, ketan biasa, tape, candil, dan lupis yang menambah nikmat racikan toge panyabungan.
Pedagang toge panyabungan, Butet Basal, warga Gang Sinagosi Kelurahan Kayu Jati Panyabungan Kota, mengaku merupakan penerus usaha almarhum kakaknya Taing Tumpat. Ia mengungkapkan telah 12 tahun berjualan toge setiap tiba Bulan Ramadan, ia menjelaskan sedikit ciri khas toge panyabungan buatannya.
“Toge Panyabungan itu gula arennya harus asli. Santannya kental, candilnya jangan kebanyakan telur dan pulut lupisnya juga berkualitas. Ya, kalau saya, kualitas harus diutamakanlah. Orang juga bakalan tahu mana yang enak, mana yang sekedar jualan Bulan Ramadan,”katanya
Dalam penyajiannya, toge bisa dinikmati dengan menambahkan es bagi penyuka minuman dingin saat berbuka. Namun tanpa es, toge panyabungan juga tak kalah nikmat dijadikan menu santap berbuka.
Meski namanya toge panyabungan, namun penikmatnya tak hanya dari etnis Mandailing yang merupakan suku asli dari Panyabungan. Penikmatnya juga dari semua etnis di Sumatera Utara yakni, suku Melayu, Jawa, Padang, Tionghoa, Batak dan lainnya.
Selain itu toge panyabungan juga menjadi minuman khas berbuka puasa semua kalangan dari semua kelas. Tak hanya rakyat menengah ke bawah, tidak sedikit pejabat kota dan daerah yang menjadikan toge panyabungan menu berbuka.
“Semua suku biasa beli toge panyabungan, Tionghoa ada, Melayu, Batak, Jawa, Minang juga beli, apalagi orang Mandailing. Tak hanya orang menengah, pejabat pun banyak yang beli. Mobil-mobil mereka sering mampir untuk pesan,” jelas Butet
“Di bulan Ramadhan ini, sudah mulai banyak yang datang membeli, biasanya pas di bulan Ramadhan pembeli saya membludak,” tandas Butet.(lr)