Foto : Ketua IMA Madina, Herman Birje Nasution (kiri) didampingi Sekretaris IMA Madina, Riski Pangidoan Lubis. (LBS)
bbnewsmadina.com, Ada letusan pistol terdengar beberapa kali saat terjadinya razia Penyakit Masyarakat (Pekat) yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang dipimpin Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina), HM Jakfar Sukhairi Nasution di Kafe AL Lintas Timur beberapa minggu yang lalu.
Dimana berdasarkan penelusuran Andalas, dari hasil razia pekat tersebut ada terjaring tiga oknum Kepala Desa (Kepdes) asal Kecamatan Batang Natal berinisial SN (51) Kepala Desa BK, FN (49) Kepala Desa TN dan NN (49) Kepala Desa AM bersama tiga orang wanita penghibur inisial AS (21), DN (22) dan WD (23) dari room 2 karaoke di Kafe AL.
Setelah ketiga oknum Kepdes dan ketiga wanita penghibur diamankan ke kantor Satpol PP guna diambil keterangannya. Lalu, ketiga oknum Kepdes dan wanita penghibur dilepaskan sekira pukul 06.00 wib pagi.
Menanggapi hal ini, Ketua Ikatan Mahasiswa Madina (IMA Madina), Herman Birje Nasution didampingi Sekretaris Riski Pangidoan Lubis kepada bbnewsmadina.com, kamis (19/9) menegaskan agar Pemkab Madina dalam hal ini pihak terkait agar secara tegas menindak ketiga oknum Kepdes yang notabene merupakan pemimpim tertinggi di pemerintahan Desanya yang harus memberikan contoh tauladan yang baik.
“Sudah seharusnya ketiga Kepdes ini memberikan contoh yang baik bagi masyarakatnya, bukan malah menimbulkan keresahan dengan sanksi sosial yang menimbulkan rasa malu bagi Daerahnya umumnya dan masyarakatnya pada khususnya”.ungkapnya
Kemudian lanjutnya, memang terkait seringnya oknum Kepdes ini bermain di Kafe belakangan ini pasca adanya program pemerintah pusat Dana Desa. Sudah sewajarnya dilakukan juga audit khusus bagi ketiga oknum Kepdes khususnya dan seluruh kepdes yang ada di Madina umumnya.
“Dan satu lagi hal urgen yang perlu sama-sama kita soroti adalah adanya suara letusan pistol saat razia pekat itu. Siapa oknum yang melakukan penembakan tersebut serta, apakah sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Sebab, kita mendengar kabar bahwa ada salah seorang oknum Kepdes yang terluka tangannya saat terjadinya razia pekat tersebut”.tandasnya.
Karena tambahnya, negara Indonesia ini adalah negara hukum yang apapun bentuknya bila berhubungan dengan senjata atau pistol tidak bisa digunakan sembarangan dan harus sesuai dengan SOP. (LBS)