Kapolres Tapsel saat melempar jala dilubuk larangan Desa Simarpinggan Kecamatan Angkola selatan, Tapsel. (Foto:Ty)
bbnewsmadina.com, Lubuk Larangan bagi masyarakat Tabagsel (Tapsel, Padangsidimpuan, Madina, Palas dan Paluta) sudah tradisi dan magnet yang luar biasa bagi masyarakat yang hoby “menjala” ikan.
Bagi peserta untuk turut serta pada pesta buka lubuk larangan, warga harus merogok kocek Rp. 75.000 – 100.000 ribu per jala ikan. Meski terbilang mahal, namun warga yang ingin menangkap ikan ini mencapai ratusan orang.
Sejak pagi pagi buta terlihat warga berdatangan untuk menjala ikan mengadu keberuntungan di Sungai. Sebagian warga berhasil mendapatkan ikan banyak. Namun, yang tidak beruntung, (zonk istilah mereka) harus gigit jari dan tak membawa pulang ikan, warga ini terpaksa merelakan uangnya.
Dari hasil uang pembayaran tiket ini, warga Desa biasanya mengumpulkannya untuk pembangunan dan keperluan Desa.
Di Kabupaten Tapsel sendiri, terkhusus Kecamatan Angkola Selatan, adalah lokasi paling favorit para penjala, dari kota Padangsidimpuan, Tapsel dan daerah lainnya, pasalnya sungai sungai di Kecamatan ini kaya dengan ikannya. Ikan “Jurung” (ikan merah) yang selalu di incar dan favorit para penjala banyak di sungai yang ada di Kecamatan ini.
Pada kesempatan kali ini, Minggu (12/01/2020) kemeriahan pembukaan lubuk larangan terlihat dilakukan warga di sungai Desa Simarpinggan Kecamatan Angkola selatan, Tapsel.
Senyum kagum masyarakat yang sengaja datang kelokasi itu semakin meriah tak kala tertawa melihat Kapolres Tapsel AKBP Irwa Zaini Adib ikut nimbrung melempar jala ke sungai.
Begitu juga dengan Dandim 0212/Ts Akbar Nofrizal Yusananto bersama Kasat Reskrim Polres Tapsel AKP Ginanjar Fitriadi.
Kaban Kesbangpol Tapsel Hamdi Pulungan yang ikut menyaksikan Kapolres Tapsel melempar jala ke sungai tampak tersenyum dan tertawa, mungkin karena jalanya kurang sempurna terbuka dan ikannya tidak begitu banyak masuk jala.
Seperti kena hipnotis para peserta hening sejenak, mata para peserta lubuk larangan tertuju pada Kapolres yang melempar jala.
Dan usai mendapat hasil tangkapan ikan, oleh panitia yang sengaja mengundang Kapolres Tapsel dan rombongan melakukan makan bersama di pinggiran sungai tersebut.
Beberapa orang peserta saat di mintai komentarnya terkait kehadiran Kapolres dan Dandim, salah satunya Bagedok Gultom, sangat senang dan tidak menyangka seorang Kapolres dan Dandim mau turut berbaur dengan masyarakat makan bersama di tepi sungai.
“Beginilah seharusnya pimpinan yang sangat didambakan masyarakat, semoga mereka sehat dan sukses selalu, Aamiin”, ujar Bagedok Gultom.
Sementara itu, Rudi Anto Lubis (37) bersama rekannya Maruli S (28), yang ikut menangkap ikan mengatakan, selain untuk silaturrahmi dengan sesama teman penjala, salah satu tujuannya ikut serta pembukaan Lubuk Larangan itu untuk menyalurkan hobi menjala.
Pengakuannya, hampir semua Desa yang Lubuk Larangannya dibuka di Kecamatan Angkola Selatan selalu diikutinya. terkadang diluar Kecamatan pun diikutinya, hitung hitung liburan, sederhana memang tapi meriah, dan iya akui selalu dapat ikan.
“Kita selalu dapat ikan bang, terakhir di Desa garonggang, Angkola selatan kita dapat sekarung, ikan merahnya (jurung) juga ada. Namun kali ini kita cuma dapat beberapa ekor yang besar. Lumayanlah bang, “ujarnya.(Ty)