Bus ALS No. 153 saat dilakukan penyemprotan sterilisasi disinfektan di loket Panyabungan, Senin malam (30/03).
bbnewsmadina.com, Bus angkutan umum ALS No.153 jurusan Tangerang-Medan menghebohkan masyarakat Madina, pasalnya Supir bus tersebut setelah sampai di loket ALS Panyabungan di Desa Panggorengan, Gunung tua Panyabungan Mandailing Natal tidak mau melanjutkan perjalanannya menuju Medan, dikarenakan merasa khawatir dengan tiga penumpangnya yang mengalami demam tinggi.
Menurut informasi, di posko pintu masuk perbatasan Madina dengan Sumatera Barat tepatnya di Muara Sipongi, Bus tersebut tidak dilakukan sterilisasi dikarenakan alat penyemprot disinfektan rusak, dan petugas medis memeriksa suhu tubuh para penumpang dan juga cruw bus tersebut, sehingga di ketahui tiga orang penumpangnya mengalami demam tinggi.
Setelah mendapatkan pemeriksaan supir bus tersebut melanjutkan perjalanannya dengan rasa khawatir hingga sampai di Loket ALS Panyabungan, Senin sore, (30/03).
Mendapat kabar tersebut Pimpinan PT. ALS Panyabungan, H. Nissat Siddik Nasution langsung menelpon Bupati agar memerintahkan tim gugus tugas pp covid-19 Madina turun kelokasi untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah menunggu lebih dari empat jam akhirnya Dinas Kesehatan pun datang ke lokasi dan langsung melakukan pemeriksaan suhu tubuh kepada semua penumpang tersebut.
Ketika pemeriksaan suhu tubuh dari pihak Dinas Kesehatan Madina yang dilakukan langsung oleh dr.Irma kepada ketiga (3) penumpang yang diceritakan supir tersebut, dan hampir setengah jam petugas terus melakukan pengukuran suhu tubuh baik kepada penumpang Balita maupun penumpang dewasa tersebut, dan hasilnya suhu badan ketiganya terkadang 36, diukur lagi 37 dan diukur lagi sudah 38, sehingga membuat petugas perwakilan PT. ALS Panyabungan, Anara Tamahela berang dan langsung mengeluarkan protes bahwa Pemerintah Mandailing Natal, tidak siap menghadapi tugas masalah Covid -19, karena di Batas Madina – Sumbar alatnya Penyemprotan disinfektan rusak, di Panyabungan alat pengukur suhu tubuh juga rusak.
Perwakilan PT. ALS Panyabungan, Anara Tamahela kepada media menjelaskan bus ALS 153 jurusan Tangerang-Medan ketika berada di perbatasan Muara Sipongi dilakukan pengecekan dan pemeriksaan suhu tubuh para penumpang oleh petugas medis yang ada di posko tersebut.
“Dimana dalam pemeriksaan suhu tubuh ini terdapat tiga orang penumpang yang suhu tubuhnya diatas normal, ada yang 39,5 dua orang, dan satu orang 38,9 derajat celcius, dan diposko Muara Sipongi pun tidak ada dilakukan penyemprotan sterilisasi disinfektan karena alatnya rusak,” jelasnya.
Tamahela juga mengatakan, lebih dari empat jam bus ALS ini tertahan di loket, dikarenakan supirnya khawatir sehingga tidak mau melanjutkan perjalanan menuju Medan.
“Dari tiga orang yang mengalami suhu tubuhnya tinggi diatas normal, salah satunya tinggal di Mandailing Natal yaitu di Desa Hutapuli dan juga ketika dalam perjalanan dari Muara Sipongi ke Panyabungan sudah ada empat orang penumpang yang turun dijalan,” ungkapnya.
Lanjut Tamahela, dan ketika petugas Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan di loket ini ternyata alat pengukur Suhu Tubuhnya juga rusak, jadi saya sebagai perwakilan PT. ALS Panyabungan merasa kecewa bahwa Pemerintah Daerah cq Dinas Kesehatan tidak siap dalam penanganan virus Corona ini.
“Kami mohon kepada Pemerintah Daerah agar menyiapkan peralatan dalam pencegahan penyebaran covid-19, baik itu Alat ukur tubuh yang bagus, dan juga Alat Pelindung Diri (APD) sehingga hal seperti ini tidak terulang kembali,” pintanya.
Pantauan dilapangan, setelah dilakukan pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan, tiga orang yang mengalami demam tinggi tersebut dibawa ke Rumah Sakit Panyabungan untuk mendapatkan penanganan yang lebih serius, dan bus ALS juga dilakukan sterilisasi Penyemprotan disinfektan oleh tim gugus tugas percepatan penanganan penyebaran covid-19 Madina, dan akhirnya bus tersebut melanjutkan perjalanan menuju Medan. (DN)