Cabup Madina, Atika Azmi Utammi Nasution saat mengunjungi UKM di Kota Panyabungan, Senin (23/06).
bbnewsmadina.com, Balon Bupati dan Wakil Bupati Madina Periode 2020 -2025 H.M Ja’far Sukhairi Nasution – Atika Azmi Utammi Nasution (SUKA) bersama tim melakukan kunjungan ke sejumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berada di pusat ibu kota Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Senin (23/6).
Kunjungan yang di wakili Atika Nasution ini untuk melihat langsung kondisi dan berbaur langsung dengan saudara saudari pelaku UKM seperti di Kelurahan Panyabungan II ada pembuatan kerupuk ubi di Banjar Kobun, Kipang di Banjar Istiqomah, dan pembuatan minuman Bandrek Ucok Nasution yang berada di Kelurahan Kotasiantar.
Di sela kunjungan tersebut kepada Wartawan, Atika Nasution mengatakan, bahwa kunjungan langsung merupakan hal penting dalam memahami seluk beluk dalam perkembangan UKM. Meskipun banyak repeferensi tentang UKM ini baik dari buku atau pun media pembelajaran lainnnya, berbaur langsung bersama mereka menjadi sesuatu hal yang berbeda karena biasanya faktor psikologis menjadi daya tarik baik itu ungkapan ataupun mimik wajah senang, gembira, dongkol, ataupun harapan yang muncul akan terlihat alami.
“Dalam situasi ini tentunya banyak sekali informasi dan aspirasi mengenai keadaan real UKM dan ekspektasi untuk mambantu mencari jalan keluar dari permasalahan utama yang di hadapi oleh UKM. Modal adalah permasalahan pertama, di samping pola pemasaran yang sering di abaikan oleh pemerintah, karena semestinya ada daya dorong ataupun kebijakan dari pemerintah di daerah sehingga produk-produk UKM ini di utamakan serta tidak kalah saing dengan produk dari luar daerah,” ujarnya.
Untuk itu tambah Atika Nasution, Pemerintah yang ingin menghidupkan kembali motor perekonomian, harus memutar pena menggambar skema permodalan dengan menggandeng bank BUMD maupun bank BUMN. Solusi menjawab keterbatasan modal di atas adalah pemerintah perlu menyediakan AKSES permodalan.
“Masalah kedua tentang prodak UKM adalah packaging. Dengan repackaging untuk menambah nilai jual. Saya dan tim datang dengan sampel, dan Alhamdulillah diterima dengan baik. Sedikit tapi menambah nilai. Masalah ketiga adalah fasilitas, perlu penggunaan tekhnologi di UKM yang saya datangi.”
“Misalnya untuk bandrek, perlu mesin penggiling jahe dan pengiris gula aren. Untuk keripik ubi, perlu pemotong dan peniris minyak sehingga keripik terlihat lebih kering. Cukup simpel solusinya, anggaran kita juga cukup. Saya ingin ada perbaikan, mari bekerja bersama untuk memajukan UKM dan ekonomi demi terwujudnya ekonomi masyarakat Madina yang sejahtera,” pungkas Atika Nasution mengakhiri. (DN)