PENTINGNYA PEMAHAN AKUNTANSI SYARI’AH DI MASA PANDEMI COVID – 19
OLEH : Evi Khairani Nst
Fakultas: Ekonomi dan bisnis Islam
Jurusan : Akuntansi Syari’ah
Kelompok : 159 KKN DR UINSU
bbnewsmadina.com, Sebagian orang yang kurang menyukai kegiatan hitung-menghitung, mungkin juga tidak akan menyukai bidang akuntansi. Namun tanpa disadari, hampir di setiap aspek membutuhkan akuntansi. Tanpa adanya akuntansi, maka sulit rasanya untuk menilai kinerja suatu organisasi, sehingga organisasi tersebut pun sulit untuk melakukan evaluasi serta perbaikan untuk selanjutnya. Seandainya akuntansi tidak ada di dunia ini, maka dampaknya adalah organisasi sulit untuk mengalami kemajuan. Sebelum membahas lebih jauh mengenai pentingnya akuntansi dalam rumah tangga saat krisis dan di masa covid-19, akan lebih baik apabila mengetahui definisi akuntansi terlebih dahulu. American Institute of Certified Public Accountants mendefinisikan akuntansi sebagai proses pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi kejadian dalam bentuk satuan uang yang tepat (berdaya guna) dan penginterpretasian hasil tersebut.
Sedangkan pengertian dari akuntansi syariah adalah bidang akuntansi yang menekankan pada dua hal yaitu akuntabilitas dan pelaporan.
Akuntabilitas tercermin dari tauhid yaitu dengan menjalankan segala aktivitas ekonomi sesuai dengan ketemtuan islamsedangkan pelaporan adalah bentuk pertanggungjawaban kepada allah dan manusia Sebaliknya, ketika sedang berada dalam situasi krisis, biasanya penghasilannya lebih rendah dan sumber daya keuangan yang dimilikinya pun menjadi lebih sedikit daripada biasanya.
Mengutip dari Bisnismuda.id pada tanggal 7 Agustus 2020 dengan judul “peran akuntansi dalam rumah tangga di masa covid-19”, Center of Reform on Economics (CORE) memproyeksikan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan akibat pandemi Covid – 19 bisa bertambah 5,1 juta hingga 12,3 juta pada kuartal II/2020 ini. Dengan demikian, penting bagi suatu organisasi untuk mengadakan efisiensi atau penghematan terhadap biaya-biaya. Kadangkala dalam situasi mendesak, organisasi perlu mencari pinjaman atau hutang untuk menjamin keberlangsungan operasionalnya.
Begitu pula dengan organisasi rumah tangga, suatu rumah tangga perlu mengelola sumber daya keuangan yang dimilikinya secara efektif dan efisien dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Dalam situasi pandemi covid-19 yang dapat menyebar dengan cepat ini, berdampak terhadap banyaknya karyawan yang dirumahkan oleh perusahaan dan sulit untuk mencari penghasilan tambahan seperti dalam kondisi normal. Dalam situasi ini, tentu saja penghasilan rumah tangga menjadi berkurang dan tidak sedikit “manajer keuangan” rumah tangga yang mengalami kesulitan dalam mengelola sumber daya keuangannya. Masalah ini seringkali diperparah oleh “manajer keuangan” dalam rumah tangga yang tidak selalu melakukan pencatatan atas semua transaksi keuangan rumah tangga.
Beberapa faktor penyebabnya antara lain menganggap bahwa pencatatan transaksi keuangan adalah pekerjaan yang tidak berguna, lupa mencatat transaksi keuangan –karena menganggap bukan kegiatan prioritas utama dalam rumah tangga.
Bahkan, disebabkan karena tidak memahami akuntansi sehingga tidak tahu bagaimana caranya mencatata transaksi keuangan. Dengan tidak adanya catatan transaksi rumah tangga, tampaknya akan menyulitkan “manajer keuangan” rumah tangga untuk melakukan analisis keuangan rumah tangga dan mengambil keputusan yang lebih efektif dan efisien dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Empat hal penting dalam akuntansi rumah tangga terdiri dari penganggaran, pencatatan, pengambilan keputusan, dan perencanaan jangka panjang (Manurung dan Sinton, 2013).
Pertama, perencanaan penganggaran merupakan suatu ukuran proses keberhasilan dalam ketercapaian setiap kebutuhan dalam rumah tangga.
Dalam hal ini, setiap rumah tangga perlu untuk menyusun skala prioritas kebutuhan. Misalnya, mulai dari kebutuhan yang paling penting sampai kepada kebutuhan yang kurang penting atau hutang mana saja yang paling mendesak untuk segera dibayar dan hutang mana saja yang masih lebih lama jatuh temponya. Misalnya dalam kondisi krisis ini, yang perlu diutamakan dalam anggaran rumah tangga adalah biaya kebutuhan pangan, biaya air, biaya listrik, dan biaya pendidikan anak. Sedangkan biaya untuk membeli barang mewah, tamasya atau rekreasi, dan sebagainya sebaiknya ditempatkan dalam prioritas paling akhir.
Apabila perabotan rumah tangga masih sangat layak digunakan, maka sebaiknya tidak perlu mengganti atau membeli dengan yang baru.
Kedua, dilakukannya pencatatan setiap kali terjadi transaksi, antara lain aset masuk dan aset keluar, hutang piutang, dan sebagainya. Aset rumah tangga antara lain uang kas dan perabotan rumah tangga. Pencatatan ini sangat penting dalam rangka pengendalian intern di dalam rumah tangga terutama pengendalian intern dalam hal aset-aset rumah tangga sehingga jangan pernah menunda untuk melakukannya.
Ketiga, pengambilan keputusan dimana merupakan suatu sifat dan sikap kehati-hatian untuk setiap kebutuhan dalam penerapan akuntansi rumah tangga. Dalam hal ini, setiap rumah tangga perlu untuk memikirkan risiko-risiko apa saja yang akan muncul dari setiap tindakan yang diambil. Misalnya, ketika uang kas rumah tangga tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, maka rumah tangga tersebut perlu meminjam dana dari pihak lain, atau dengan kata lain, hutang dengan menggunakan agunan. Dalam situasi ini, rumah tangga perlu untuk menimbang besarnya bunga dan jangka waktu yang ditetapkan oleh pihak yang memberikan pinjaman tersebut, apakah nantinya rumah tangga ini mampu untuk membayar bunga pinjaman tersebut.
Keempat, perencanaan jangka panjang merupakan suatu bentuk investasi yang diharuskan bagi kalangan kehidupan dalam rumah tangga. Misalnya, ketika mempunyai kelebihan uang akan lebih baik menabung sedikit dari penghasilan tersebut dan memiliki komitmen untuk tidak mengambil tabungan tersebut dalam jangka waktu yang panjang, misalnya tiga tahun atau lima tahun.
Keempat hal tersebut merupakan pengetahuan dan aktivitas akuntansi yang sangat penting untuk diketahui dan dilakukan dalam setiap rumah tangga. Dengan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut, maka keuangan rumah tangga kemungkinan besar akan lebih stabil dalam menghadapi situasi krisis dan pandemi seperti ini.
Berkaitan dengan akuntansi syariah dalam melaksanakan transaksi pembayaran pada masa pandemi covid-19 bisa di lakukan dengan metode berbasis akuntansi syariah, baik transaksi telpon, listrik, isi ulang ponsel dapat di lakukan dengan aplikasi seperti paytren dan lain-lain.
Sebaiknya kita tidak mengikuti hawa nafsu dalam membelanjakan harta kita, apalagi kita sebagai umat muslim, dalam ajarannya, agama islam mengajarkan untuk mengendalikan hawa nafsu, termasuk nafsu berbelanja, oleh sebab itu dari pada kita menimbun barang-barang yang tidak kita butuhkan lebih baik disimpan atau di gunakan untuk investasi. (EK)