Gelar Akai Demo Terkait Tragedi Gas Maut, Cipayung Plus Madina Sempat Ancam Bakar Kantor SMGP

IMG 20200904 WA0001

 

IMG 20210129 WA0000

Cipayung Plus Madina saat gelar aksi demo di depan kantor PT. SMGP, terkait tragedi gas maut yang menewaskan 5 orang warga Desa Sibanggor Julu, Kamis (28/01/21). (Foto:SR)

bbnewsmadina.com, Madina,- Gabungan mahasiswa organisasi Cipayung Plus Madina melakukan aksi unjuk rasa ke kantor PT SMGP di Desa Purba Lamo Kecamatan Lembah Sorik Marapi, Kabupaten Madina, Kamis (28/1), sekitar pukul 12.00 WIB.

Aksi puluhan gabungan dari organisasi HMI, PMII, IM3 bersama Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Stain Madina ini meminta agar pihak perusahan memberikan klarifikasi terkait tragedi kebocoran gas beracun, yang telah merengut 5 korban jiwa dan sedikitnya 32 warga Sibanggor Julu dirawat di RSUD Panyabungan.

Bahkan, orator aksi pun sempat mengaku kesal dan mengancam akan membakar kantor perusahaan panas bumi tersebut, karena tak ada perwakilan perusahan yang menemui massa aksi.

“Kita lihat tak ada satupun mewakili pihak perusahaan yang mau menemui kita. Mereka seolah-olah lepas tangan, jangan salahkan kami jika nanti melakukan hal-hal yang tidak diingginkan, bisa saja kami bakar kantor ini, karena tanpa ini kami makan dan bisa hidup,” kata ketua HMI Cabang Madina, Syukri Aman Harahap dalam orasinya.

Syukri mengatakan, pihak perusahan seolah-olah terkesan lepas tangan dengan tragedi tersebut. Dia juga menyesalkan pernyataan dari pihak perusahaan lewat beberapa media yang menyebut bahwa pengeboran sumur yang telah merengut korban jiwa itu sudah dilakukan sesuai SOP.

“Kami menilai pernyataan pihak perusahaan sangat kontroversi, mereka bilang sudah sesuai SOP, tapi kenyataannya telah menimbulkan korban jiwa,” tegasnya.

Sekitar satu jam berorasi, massa aksi pun ditanggapi oleh perwakilan pihak kepolisian.

Melalui Kasat Binmas, Iptu Sudrajat mengatakan bahwa pimpinan perusahaan SMPG maupun bagian humasnya sedang tidak berada di tempat.

Sudrajat juga meminta agar massa aksi tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang tidak diinginkan.

“Kami sampaikan bahwa di sini tidak ada pimpinan perusahaan, maupun staf atau humasnya saat ini. Kami berharap semua untuk tenang dan jangan bertindak anarkis. Kami di sini bertugas melakukan pengamanan. Perlu juga diketahui kalau anggota kami ada juga yang menjadi korban,” kata dia.

Mendengar penjelasan pihak kepolisian massa aksi pun membubarkan diri dengan kondusif.

Unjuk Rasa di Kantor DPRD Madina.

FB IMG 1611821984811

Tak mendapat tanggapan di kantor perusahaan panas bumi itu massa aksi kemudian melanjutkan aksinya ke kantor DPRD setempat.

Di kantor perwakilan rakyat itu massa juga bergantian berorasi.

Mahfuz Rosyadi Lubis ketua IM3 DPP Madina dalam orasinya mendesak kepada DPRD untuk segera membentuk pansus, guna menyelidiki tragedi gas beracun yang telah menelan korban jiwa.

Selain itu, Rosyadi meminta agar DPRD mengambil sikap dan mendorong ke pusat untuk mencabut ijin PT SMGP.

“Kami meminta DPRD segera bentuk pansus guna menyelidiki tragedi itu. Dan DPRD Madina juga harus mengambil sikap dengan mendorong ke pusat mencabut ijin perusahaan SMGP,” tegasnya.

Kemudian sambungnya, pihak perusahaan juga harus diminta bertanggung jawab terhadap masing-masing korban.

“Perusahaan harus tanggung jawab salah satunya memberikan santunan dan beasiswa pendidikan kepada anak-anak korban, hingga menempuh jenjang perguruan tinggi,” sambungnya.

Sekretariat DPRD Madina Afrizal yang menanggapi massa aksi mengatakan bahwa pimpinan dan anggota DPRD sedang berada di Kota Medan, dalam rangka penyampaian susunan program kerja untuk tahun 2022.

Afrizal menyampaikan, tuntutan massa aksi ini akan ia sampaikan kepada pimpinan DPRD.

Sebelum membubarkan diri, massa aksi pun mengaku akan datang lagi dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi.

“Kami akan aksi gelombang ke II nanti setelah DPRD datang, kami datang dengan jumlah massa yang lebih banyak. Tuntutan kami harus dijawab oleh DPRD,” pungkas Presiden Mahasiswa Stain Madina Budi Santoso.

Aksi puluhan mahasiswa itu juga mendapat pengawalan ketat dari pihak Kepolisan dan Satpol PP Kabupaten Madina. (SR)

Tinggalkan Balasan

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)