Membangun Prinsip-Prinsip Keberlanjutan Destinasi Aek Batu Bontar Sebagai Ekowisata Daerah Mandailing Natal
Oleh: Rizka Fadillah, S. Sos
Jurusan: Ilmu Komunikasi
Mahasiswi: Magister UNAND Padang
bbnewsmadina.com, Aek Batu bontar adalah salah satu destinasi ekowisata di daerah MADINA (Mandailing Natal), Aek Batu Bontar ini jika diubah dalam Bahasa Indonesia adalah Air Batu Putih, yang merupakan mata air yang keluar dari atas gunung yang mengalir di atas batu kapur. Destinasi wisata ini masih baru dikenal dikalangan masyarakat MADINA. Karena, destinasi ini berada di lereng bukit Tor Sihite dan jalan menuju wisata Aek Batu Bontar diperkirakan menempuh jarak 30 menit dari pusat Kota Panyabungan. Walaupun demikian, wisata ini masih ramai dikunjungi oleh wisatawan baik warga sekitar MADINA maupun dari luar daerah.
Jika dikaji dalam perspektif sistem kepariwisataan yang berlaku di Indonesia, Aek Batu Bontar masih belum berjalan sesuai dengan apa yang seharusnya di terapkan dalam setiap pemerintahan daerah. Sistem kepariwisataan merupakan suatu sistem yang bersifat terbuka, sifat dan karakteristiknya yang multi sektor dan multi dimensi. Oleh karena itu, Perhatian pembangunan wilayah yang utama dari perencanaan dan pengelolaan pariwisata adalah perencana Destinasi Pariwisata.
Destinasi pariwisata (tujuan pariwisata) merupakan wilayah goegrafi yang kedatangan wisatawan dan adanya interaksi dengan masyarakat lokal dan lingkungan setempat. Interaksi ini menyebabkan dampak pada penduduk lokal, lingkungan dan juga pada wisatawan sendiri dan dapat bermanfaat dalam kaitannya dengan perekonomian setempat.
Namun kedatangan wisatawan dan tujuan mereka mengunjungi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan setempat bila tidak di rencanakan dengan baik, hal ini terkait dengan dampak tersebut ditargetkan perencanaan dan pengelolaan pariwisata yang baik. Oleh karena itu, harus berfokus pada pada pengembangan destinasi pariwisata dan berfokus pada teori-teori utama dalam pariwisata yang membantu pemahaman kita tentang bagaimana destinasi pariwisata itu tumbuh dan berkembang.
Holloway & Davidson (2009) dalam bukunya The Business of Tourism yang menyatakan untuk membangun keberlanjutan kesejahteraan dan manfaat lainnya di butuhkan konsistensi pengelola, masyarakat lokal, dan stakeholder mitra untuk membangun prinsip-prinsip keberlanjutan ekowisata yang terdiri atas empat prinsip yaitu:
Pertama, Prinsip keberlanjutan Konservasi, maksud dari prinsip ini adalah pengembangan ekowisata harus membangun pula dua konservasi secara seiring sejalan, konservasi alam lewat pengembangan potensi lokal.
Kedua, Prinsip Keberlanjutan Partisipasi Masyarakat. Pengembangan ekowisata perlu menempatkan partisipasi aktif masyarakat lokal, setiap tahapan perlu menggunakan musyawarah sebagai penentu keputusan tertinggi dalam pengembangan ekonomi lokal, diperlukan keselarasan antara pengelola, masyarakat lokal dan Stakeholder mitra untuk membangun dan menghormati prinsip dan nilai-nilai sosial budaya serta tradisi keagamaan masyarakat lokal.
Ketiga, prinsip keberlanjutan manfaat ekonomi, manfaat ekonomi yang didapatkan masyarakat lokal harus mendongrak peluang penciptaan usaha-usaha produktif yang makin kuat di masyarakat lokal.
Keempat, prinsip keberlanjutan edukasi dan wisata. Kepedulian tanggung jawab, dan komitmen menjadi kunci prinsip keberlanjutan edukasi dan wisata untuk masyarakat lokal. Sedangkan untuk wisatawan diperlukan pengalaman, kepuasan, dan rasa aman serta nyaman saat berada pada kawasan ekowisata. Dengan adanya penerapan prinsip-prinsip tersebut akan sangat membantu destinasi Aek Batu Bontar dalam pengembangan Destinasi Pariwisata maupun perekonomian masyarakat setempat.