Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), H.Dolly Pasaribu, SPt.MM,pada peletakan batu pertama pembangunan desa wisata agro di Desa Huta Ginjang, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapsel, Sabtu (24/7). (Foto:Ty)
bbnewsmadina.com, Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), H.Dolly Pasaribu, SPt.MM, menyampaikan bahwa, kondisi alam di Desa Huta Ginjang, Kecamatan Angkola Timur, jika diibaratkan seorang gadis, sudah cantik rupanya, baik juga perangainya. Hanya tinggal memoles sedikit lagi agar terlihat lebih indah lagi. Orang pun akan semakin senang berteman dengannya.
“Luar biasa alam Tapsel yang kita cintai ini, terutama Desa Huta Ginjang yang akan kita lakukan peletakan batu pertama desa wisata agro saat ini. Tengoklah ke depan sana. Begitu menyegarkan mata, hijau, kuning warna padinya. Sebagian sudah disemai (ditanami) dan sebagian lagi sudah tumbuh, sejuk sekali dipandang mata, ditambah lagi hawa yang sejuk dan udara segar. Mungkin ini yang dicari orang ketika ia penat, suasana alam asli pedesaan.” kata Bupati disela peletakan batu pertama pembangunan desa wisata agro di Desa Huta Ginjang, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapsel, Sabtu (24/7).
Kendati demikian, Bupati menyayangkan, cukup banyak sampah berserakan di parit dan jalanan. Kalau ada orang luar datang dan melihat kondisi sampah itu, bukannya kerasan untuk berwisata, malah cibiran yang pasti datang dari mereka. Syukurnya, seminggu lalu, ada program dari salah satu perusahaan untuk hadirkan Bank Sampah di Desa Huta Ginjang.
Di mana, sampah yang akan ditabung di Bank Sampah bisa diubah menjadi uang dan tentu akan jadi sumber penghasilan baru bagi warga desa. Dan kemarin warga berhasil mengumpulkan sekitar 167 Kg sampah untuk ditabung ke Bank Sampah. Dari 167 Kg sampah itu, total didapat dalam bentuk tabungan yakni sekitar Rp700 ribu.
Meski begitu, Bupati memberi semangat ke warga Desa Huta Ginjang agar pekan depan lebih giat lagi dalam kumpulkan sampah di Bank Sampah. Sebab, pekan lalu, Desa Siamporik Dolok, Kecamatan Angkola Selatan mampu memperoleh tabungan di Bank Sampah sekitar Rp1,4 juta.
“Dan, kami berkeyakinan, ketika ini dipoles serta dipercantik, maka Desa Huta Ginjang akan lebih maju lagi,” tegas Bupati.
“Kita puji langkah berani kades, suasana masih pandemi dan orang cenderung dibatasi ruang geraknya. Ini adalah investasi dan persiapan. Sambil desa terus berbenah, masyarakat terus bersiap dan semakin menimbulkan jiwa melayani. Kalau Covid-19 semakin melandai, yang selama ini ruang gerak dibatasi akhirnya dibuka. Orang akan banyak bersantai dan berkunjung ke Desa Agro Wisata Huta Ginjang ini.
Saya membayangkan, warga Huta Ginjang sudah berjiwa melayani, sehingga setiap rumah di Huta Ginjang ramah wisatawan, orang yang berkunjung pun kerasan. Ingin lebih lama, kangen ingin kembali lagi. Seperti kata pepatah, “Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya akan menjadi pengalaman terindah.” tutur Bupati.
Tentu semua ini dimulai dari “hospitality” atau keramahan warga Huta Ginjang dan warga Angkola Timur umumnya, karena di sini adalah daerah yang sangat menjunjung tinggi adat dan budaya Tapsel.
Sementara itu, anggota DPR RI Komisi XI, H Gus Irawan Pasaribu, SE Ak, MM, CA, yang juga hadir turut memuji kedisiplinan warga Tapsel yang cenderung telah taati protokol kesehatan. Gus Irawan yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumut itu meminta kedisiplinan itu, supaya tetap dipelihara dan dijaga dengan baik.
“Karena, tingkat kematian akibat Covid-19 saat ini di Indonesia, sudah yang tertinggi di dunia,” ungkapnya.
Bahkan, sebutnya, beberapa waktu lalu, dalam tempo sehari, 1.566 orang telah meninggal di Indonesia. Pertumbuhan positif Covid-19 di Indonesia rata-rata per hari menyentuh angka lebih dari 50.000 orang.
Maka Gus Irawan mengajak masyarakat untuk mendukung program vaksinasi Covid-19. Namun, Gus Irawan mengaku bangga, karena ditengah situasi sulit seperti ini, ada terobosan desa wisata agro di Desa Huta Ginjang yang nantinya bisa membantu penghasilan masyarakat.
“Luar biasa terobosan dari Pak Camat Angkola Timur ini. Tadi juga, Pak Bupati menjelaskan, rupanya sampah bisa diolah jadi bernilai ekonomis. Terimakasih Pak Bupati. Ini, lingkungan jadi bersih, tapi ada nilai ekonomis yang bawa keuntungan bagi masyarakat,” tutur Gus Irawan.
Memang, di situasi saat ini, sangat perlu terobosan-terobosan untuk kepentingan masyarakat luas. Para kepala daerah yang dilantik dimasa pandemi punya tantangan sendiri agar bisa bertahan dari dampak ekonomi, sosial, kesehatan, dan budaya, yang ditimbulkan Covid-19. Belum lagi, APBN yang digelontorkan ke daerah, juga dipotong untuk penanganan Covid-19.
“Secara Nasional, itu ratusan triliun yang dipotong. Menko Perekonomian sudah menyampaikan, untuk penanganan Covid dan pemulihan ekonomi Nasional yang sudah disetujui di Komisi XI DPR RI, (APBN yang dipotong) Rp697 triliun dan ditambah lagi Rp225 triliun. Berarti hampir Rp1.000 triliun,” bebernya.
Sedangkan Camat Angkola Timur, Ricky Hadamean Siregar, SIP, berharap, kegiatan peletakan batu pertama desa wisata agro itu mampu membawa semangat bagi masyarakat di Desa Huta Ginjang guna meraih kesejahteraan. Nantinya, desa wisata agro di Huta Ginjang akan fokus di sektor pertanian dan kuliner khas. Bukan tanpa alasan, struktur alam yang cenderung agraris di Huta Ginjang jadi faktor pendukung untuk mengembangkan sektor pertanian.
“Saya rasa, di Angkola Timur ini pun, yang tidak pernah cuacanya dingin itu di Desa Huta Ginjang. Selalu, mau pagi, siang, sore, di sini udaranya sejuk. Dan saya rasa, pemandangannya juga cukup baik,” tukas Camat.
Selain itu, Huta Ginjang merupakan daerah perlintasan ke kawasan wisata di sekitaran Kecamatan Marancar. Lalu, Desa Huta Ginjang juga berdekatan dengan Komplek Perkantoran Bupati Tapsel yang karena keindahan dari arsitekturnya, kini jadi salah satu destinasi wisata pelancong, baik lokal maupun luar daerah. Camat juga mengaku bersyukur telah hadir Bank Sampah di Huta Ginjang.
Mudah-mudahan, Bank Sampah ini dapat berkelanjutan. Selain bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, juga tentunya mendorong suasana desa wisata agro. Supaya Desa Huta Ginjang bersih nantinya. Bahkan, limbah kopi sendiri bisa laku dijual di Bank Sampah. Kemudian, kaca pecah yang cenderung berbahaya juga laku dijual di Bank Sampah.
“Jadi, apapun itu. Seng juga boleh. Bahkan, pada penimbangan perdana di Huta Ginjang dihadiri Pak Bupati dan Ibu Ketua TP PKK Tapsel. Dan, Bapak Gus Irawan juga jauh-jauh hari sebelumnya sudah memberikan support ke kita,” terangnya.
Tampak hadir, Ketua Pemuda Tani Sumut, M Fadly Abdina, SP, MSI, Kadis PMD M Yusuf, Kadis Pariwisata Abdul Saftar, Kadis Lingkungan Hidup Sahrir Siregar, Kadis Ketapang Efrida Yanti Pakpahan, Kadis PP dan PA Tiorisma Damayanti, Ketua MUI Tapsel Ahmad Ghozali Siregar, Ketua Karangtaruna Tapsel Ahmad Bangun Ritonga, Ketua Forkala Tapsel, Danramil 18 Pargarutan Kapten (Inf) S Pakpahan, Kapos Pol Pargarutan, Ketua TP PKK Angkola Timur, dan Kepala Desa Huta Ginjang Iman Siregar. (Ty)