Forwakot Gelar Diskusi Dampak Pergaulan Bebas: Orang Tua Kebobolan

 dampak pergaulan bebas, pencegahan pergaulan bebas, peran orang tua, sosialisasi, rumah aman, gerakan bersama
Narasumber : Efrida Nasution, SP Kabid Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak Dinas Sosial Pemerintahan Kabupaten Mandailing Natal dan Ust Raja Ritonga, Lc., MA

bbnewsmadina.com – Mandailing Natal, Forum Wartawan Kota (Forwakot) Panyabungan menyelenggarakan serangkaian diskusi yang membahas Dampak Pergaulan Bebas dan Pencegahannya di Taman Kota Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, 11/07/23. Diskusi ini dihadiri oleh narasumber Efrida Nasution, SP Kabid Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak Dinas Sosial Pemerintahan Kabupaten Mandailing Natal, Ust Raja Ritonga, Lc., MA Pemerhati Sosial dan Dosen STAIN Madina, serta dipandu oleh Hanafi Lubis, seorang jurnalis.

baca : Nilai Kasus Aek Galoga Dampak Pergaulan Bebas, Forwakot : Akan Hadirkan Narasumber

Dalam diskusi tersebut, Efrida mengungkapkan bahwa Pemerintah Daerah telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan, termasuk sosialisasi, pembentukan petugas, dan penyediaan rumah aman. Menurutnya, pergaulan bebas merupakan dampak dari masalah di dalam keluarga dan lingkungan.

“Telah dilakukan banyak upaya, seperti kegiatan sosialisasi dan penempatan petugas di lapangan, tetapi peran orang tua sangat penting dalam mencegahnya. Orang tua memiliki peran yang krusial dalam menjaga anak-anak mereka,” ungkap Efrida.

“Jangan mudah mempercayai anak-anak, lakukan pengawasan yang ketat. Peran orang tua sangat penting dalam mencegah pergaulan bebas ini,” tambahnya.

Sementara itu, Ust. Raja Ritonga, Lc., MA, sebagai narasumber kedua, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi saat ini. Ia menganggap pergaulan bebas sudah menjadi fenomena yang memprihatinkan, meskipun Madina sebagai Serambi Mekah di Sumatera Utara seharusnya menjadi contoh yang baik.

“Kami melihat ada sesuatu yang perlu diselesaikan. Ini bukan tentang menghakimi, tapi tentang menjadi gerakan bersama untuk mengatasi permasalahan ini,” ungkap Ust. Raja.

“Kami melihat upaya yang dilakukan oleh rekan-rekan jurnalis adalah bentuk amar ma’ruf nahi mungkar. Kami sangat prihatin dengan kondisi ini, dan semua pihak harus berperan dalam mengatasinya. Ini tidak boleh hanya sebatas teori, tetapi harus diimplementasikan,” tambahnya.

Ust. Raja juga menjelaskan bahwa dunia kampus juga turut peduli terhadap kondisi sosial saat ini.(tim)

Tinggalkan Balasan

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)