Instruktur Drs Muhammad Bakhsan Parinduri saat mensimulasikan ketokan dan ritmik nada Gordang Sambilan (Foto : DN)
bbnewsmadina.com, Dari 35 orang peserta yang mengikuti Simulasi Pelatih dan Penjurian Gordang Sambilan yang dilaksanakan selama 3 hari (16-18/11) di aula Kantor Camat Kotanopan, hanya 20 orang yang berhasil lulus dan menerima sertifikat.
Kegiatan yang dilaksanakan FPPAB (Forum Pelestarian dan Pengembangan Adat Budaya) ini berthemakan : “Sosialisasi Standarisasi Simulasi Pelatih dan Penjurian Gordang Sambilan Tahun 2019”, menghadirkan 3 orang instruktur Gordang Sambilan, masing-masing : Drs Muhammad Bakhsan Parinduri (Medan), Rachman Ali Nasution,SH (FPPAB) dan Irfan Rangkuti (Laru Dolok), dan kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Camat Kotanopan H. Kholilullah Lubis S.Sos. Turut hadir pada kegiatan ini, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan Mandailing Natal, Muspika Kecamatan Kotanopan, Kemenag Kotanopan, Tokoh masyarakat, Fungsionaris FPPAB Wilayah Adat Mandailing Julu, Wilayah Adat Tanah Ulu Muara Sipongi dan Fungsionaris FPPAB Kabupaten Mandailing Natal.
Peserta yang diundang panitia terdiri dari para Pelatih, Budayawan, Sanggar Seni Budaya dan Group Gordang Sambilan yang mewakili unsur eks.kekuriaan Wilayah Adat Mandailing Julu dan Tanah Ulu Muara Sipongi, yakni dari Singengu, Manambin, Sayur Maincat, Tamiang, Tambangan, Pakantan, Kampung Pinang dan Muara Sipongi.
Dalam simulasi dan pelatihan yang berlangsung meriah, semangat dan antusias ini , kepada para peserta diberikan materi tentang Sejarah Gordang Sambilan, Standar Gordang Sambilan, Ragam ketokan dan ritmik nada Gordang Sambilan yang langsung disimulasikan dan diperaktekkan oleh instruktur dan para peserta.
Camat Kotanopan Kholillullah Lubis saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, ucapan Terima kasih telah memilih Mandailing Julu sebagai tempat pelatih dan penjurian Gordang Sambilan pertama.
“Saya ucapkan terima kasih telah memilih Mandailing Julu sebagai tempat pertama dari kegiatan ini, semoga dengan adanya kegiatan ini dapat diterapkan serta diajarkan kepada seluruh penerus-penerus kita sehingga tradisi Gordang Sambilan ini tidak hilang dan tetap terlestarikan,”ujarnya.
“Disini saya harapkan semoga tahun depan seluruh Pemerintah Desa yang ada di Mandailing Julu, dan Pemerintah Kecamatan yang ada di Mandailing Julu, serta Pemerintah Daerah bisa menerapkan satu Gordang Sambilan satu Desa, pinta Kholillullah.
Sementara menurut Rachman Ali Nasution,SH (Sekretaris FPPAB), bahwa kegiatan ini adalah merupakan program kerja FPPAB tahun 2019, dengan target capaian untuk melahirkan para juri dan pelatih Gordang Sambilan yang punya kompetensi dan kualified dibidang pelatihan dan penjurian Gordang Sambilan di Kabupaten Mandailing Natal yang dijuluki sebagai Bumi Gordang Sambilan – Negeri Beradat Taat Beribadat.
Dituturkan Rachman, bahwa FPPAB sebagai lembaga sertifikasi dan uji kompetensi berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 38 Tahun 2018, makanya program kerja FPPAB kedepan termasuk diarahkan untuk melakukan pelatihan-pelatihan dalam lingkup adat budaya Mandailing Natal.
“Oleh karenanya, untuk tahap pertama diadakan di Wilayah Adat Mandailing Julu dan direncanakan untuk Wilayah Adat Mandailing Godang tahap kedua, sementara khusus Wilayah Adat Tanah Ulu Muara Sipongi dan Wilayah Adat Melayu Pesisir Pantai Barat akan diprogramkan pula kegiatan yang sama sesuai dengan seni-budaya setempat,”tandasnya.
LULUS BERSERTIFIKAT
Adapun 20 orang yang lulus bersertifikat tersebut adalah : Karsian Lubis, Raja Abdul Manan Rangkuti, Ahmad Sudirman Lubis, Pande Raja Lubis, Jamutia Lubis, Erwin Lubis, Sayuti Hamidi Lubis, Towiluddin Lubis, Aswaruddin Matondang, Abu Hasan Daulay, Baihaqi Lubis, Kholid Lubis, Aspan Matondang, Saleh Lubis, Amir Husin Lubis, Burhanuddin, Hamdani Lubis, Mangaraja Sondi Tua Lubis, Malintang Malim Lubis dan Ridwan Nasution (DN).