Foto : Penampakan stalagnit dari dalam gua di Aek Badak Julu, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan yang memancarkan cahaya berbagai warna-warni di dalam gua yang belum diberi nama.
bbnewsmadina.com, Keindahan panorama Gua di desa Aek Badak Julu, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan tidak saja menarik perhatian masyarakat akan tetapi sudah menarik perhatian Wakil Gubernur Sumatera Utara Nurhajizah Marpaung.
Perhatian Wagubsu akan keberadaan Gua tanpa nama yang baru baru saja ditemukan itu, kata Camat Kecamatan Sayur Matinggi AM.Fadhil Harahap di Tapanuli Selatan, Jumat, ketika Wagubsu Rabu kemarin melakukan monitoring hasil pengerjaan bedah rumah di daerah itu.
Wagubsu mengakui keindahan panorama dalam gua yang saat ini belum di eksploitasi dengan baik.”Wagubsu menyarankan untuk pengembangan gua pihak kecamatan agar mau mengusulkannya ke Provinsi Sumut,”tutur Fadhil.
Saran tersebut disambut baik Camat Sayur Matinggi Fadhil dan juga Sekda Tapanuli Selatan Parulian Nasution yang kebetulan turut hadir mendampingi Wagubsu turun ke daerah itu.
Kepada Wagubsu Fadhil menjelaskan bahwasanya pihaknya juga sudah berkoordinasi/menyarankan agar pihak desa Aek Badak Julu mengucurkan sebagian dana desa 2018 untuk perbaikan jalan (profil) jalan menuju akses masuk ke mulut gua.
“Setahap demi setahap dilakukan perbaikan dengan harapan lama kelamaan infrastruktur khususnya akses jalan menuju lokasi gua bisa terselesaikan demi tujuan kesejahteraan masyarakat daerah itu kedepan,”tandasnya optimis.
Sebenarnya, Gua memiliki bebatuan stalaktit berwarna warni yang menakjubkan ini sangat berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata baru (Geowisata) di Tapanuli Selatan bahkan akan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
“Tidak saja stalaktit mungkin stalagnit juga ada soalnya keberadaan gua belum pernah digali lebih jauh hanya sebatas beberapa meter saja warga yang masuk itupun untuk mengambil kotoran kelelawar sebagai pupuk organik penyubur tanaman milik warga sekitar,”jelas Fadhil.
Sebagaimana dilansir sebelumnya, tidak lebih dari satu jam menghabiskan waktu untuk dapat sampai ke mulut gua ‘perawan’ ini bila kita masuk dari salah satu simpang pinggir ruas Jalan Lintas Sumatera arah Padangsidimpuan – Penyabungan (Desa Aek Badak Julu).
“Jarak dari simpang Jalinsum menuju lokasi hanya sekitar dua-tiga kilometer, namun lebih dari separoh panjang jalan itu kita harus rela berjalan kaki melewati pematang sawah dan kebun masyarakat dan jalan setapak untuk bisa sampai ke mulut gua mengingat akses jalan belum dibangun,”kata Fadhil.(Ty)