KOMPAK MADINA saat menggelar aksi demo di depan Kejatisu, Kamis (18/11/21). (Foto: istimewa)
bbnewsmadina.com, Koalisi Mahasiswa Pergerakan Kabupaten Mandailing Natal (KOMPAK) cabang UINSU untuk kesekian kalinya Kamis (18/11/21) kembali bersilaturrahmi ke depan Kejatisu, terkait persoalan dugaan tindak pidana korupsi dan maladministrasi pengelolaan dana Dak Fisik 2020 di Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.
Muhammad Hamonangan selaku koordinator aksi mengatakan, “Dan untuk aksi kami kali ini terkait adanya simpang siur atas tanggapan yang disampaikan oleh pihak Kejatisu, karena aksi kemaren laporannya sudah di Pidsus namun hari ini, pihak Kejatisu mengatakan sedang dilakukan pengumpulan data dan belum naik ke pidsus, kan aneh,” katanya.
“Inilah alasan kami kembali melakukan aksi disini, karena ini salah satu contoh betapa buruknya penegakan hukum di negeri ini,dan Kasus ini layak kami pertanyakan kelanjutannya.”
Monang juga menambahkan, “Kita sudah menyampaikan aspirasi ini sejak lama dan bahkan ber bulan-bulan lamanya, namun ternyata sampai saat ini belum ada penetapan tersangka dan penahanan yang dilakukan oleh pihak Kejatisu.”
“Oleh sebab itu kami dari Kompak Madina DPC UINSU kembali datang ke depan gedung Kejatisu untuk mendesak penyelesaian proses kasus ini untuk segera menetapkan KADISDIK Mandailing Natal sebagai tersangka dan segera melakukan penahanan sebagaimana upaya hukum yang semestinya,agar pihak tersangka tidak menghilangkan barang bukti dan jejak kejahatannya.”
“Dan sebagaimana temuan BPK semakin menguatkan adanya indikasi tindak pidana korupsi dan mal administrasi terhadap 21 Paket Dak Fisik 2020 di Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal,” tutupnya. (SNP)
