Ketua PB HMI Imam Rinaldi Nasution.
bbnewsmadina.com, Pementasan Tari Ular pada acara ulang tahun Rihanna di Dapur Nenek Mandailing Natal memunculkan polemik. Pasalnya pertunjukan itu dinilai melanggar norma-norma adat dan masyarakat Mandailing Natal Negeri Beradat Taat Beribadat.
Ketua PB HMI Imam Rinaldi Nasution yang juga merupakan putra Mandailing Natal menyampaikan, persoalan ini jangan sampai dipolitisir dan menyebabkan perpecahan di masyarakat. Imam menyampaikan, persoalan ini harus diselesaikan bersama-sama, bukan di giring ke arah perpecahan.
“Pertunjukan itu memang menyalahi norma-norma masyarakat Mandailing Natal yang dijuluki Serambi Mekkah. Namun persoalan ini jangan sampai digiring ke arah perpecahan. Kita harus jeli melihat situasi dan kelompok yang berusaha mempolitisasi perkara ini,” Kata imam kepada media Kamis (03/02/22).
Imam dalam keterangannya menyampaikan bahwa dia menduga ada pihak-pihak yang berusaha memanfaatkan situasi ini terlebih dengan kehadiran ketua DPRD Mandailing Natal di pesta tersebut.
“Patut diduga ada kelompok yang berusaha memanfaatkan situasi ini kearah perpecahan, jangan sampai masyarakat kita kecolongan dan ikut terbawa arus politisasi ini. Karena sekarang bukan momen Pilkada, cukuplah kita terpecah disana,” terangnya.
Ketua PB HMI ini menyatakan kriminalisasi politik dan pembunuhan karakter adalah hal yang sangat jahat dan itu tidak sesuai dengan Local Wisdom (kearifan lokal) Masyarakat Mandailing.
“Kriminalisasi politik dan pembunuhan karakter bukan karakter kita, Local Wisdom kita adalah tolong menolong dan Gotong Royong, untuk itu kita harap masyarakat Mandailing Natal cukup jeli melihat situasi ini sebagai upaya untuk membuat perpecahan di Masyarakat,” tutup Imam. (DN)