bbnewsmadina.com, Menuju pegelaran diskusi publik yang diselenggarakan Forum Kajian Mandailing (FKM) dengan tema Menatap Masa Depan Madina pada senin (23/9) besok di Aula UISU Medan.
Sebelumnya, penyelenggara yang terdiri dari beberapa putra daerah melakukan diskusi untuk memantapkan bobot diskusi pada hari pelaksanaan diskusi publik tersebut.
Ludfan Nasution kepada bbnewsmadina.com Minggu (22/09) menyampaikan, hal yang mengemuka dari diskusi ini adalah “Apa fokus yang perlu dilakukan dalam menciptakan masa depan Madina yang madani? Bagaimana Madina yang madani bisa dicapai dan dapat dipertahankan jangan sampai mundur.”
Sementara Muara Sakti Lubis saat menanggapinya mengatakan, bahwa pembangunan yang terfokus perlu untuk mewujudkan Madina yang madani, pembangunan dimaksud mestilah yang berkelanjutan (sustainable), itu berarti peningkatan kualitas individu dan masyarakat Madina dalam jangka panjang, dalam lingkungan alam dan buatan (tata ruang) yang kita kenal dengan sebutan lingkungan hidup.
“Dengan demikian pembangunan berkelanjutan ini juga berarti pembangunan lingkungan hidup, dimana masyarakat saling berinteraksi dan menghasilkan berbagai produk budaya dan kultural,”ujarnya.
Lanjutnya, “nah, jika kita membangun lingkungan hidup secara berkelanjutan, itu berarti kita harus membangun 3 (tiga) lingkungan, yaitu: 1) lingkungan alamnya untuk mewujudkan keberlanjutan ekologi dalam tata kehidupan yang serasi dan seimbang, 2) lingkungan sosial (manusianya, dan interaksi diantara mereka), dan 3) lingkungan buatan, untuk mewujudkan keberlanjutan kesejahteraan sosial yang adil dan merata dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.”
Sakti juga menambahkan, meskipun ketiga lingkungan diatas saling terkait membentuk kesatuan ekosistem yang utuh, namun yang utama dari pembangunan berkelanjutan ketiga lingkungan di atas adalah pembangunan lingkungan sosial untuk mewujudkan kondisi sosial dan kultural yang madani, oleh karena itu perlu kesadaran bersama untuk fokus dan memulai dari lingkungan sosial terlebih dahulu.
“Sebab keberlanjutan kehidupan dalam lingkungan sosial tercipta karena keberhasilan interaksi-interaksi manusia dengan lingkungan alami, yaitu memanfaatkan sumber daya alam untuk hidup, menciptakan berbagai kemudahan dengan cara memodifikasi lingkungan alam menjadi habitat/lingkungan buatan yang nyaman melalui pembangunan sistem pertanian, industri, transportasi, dan lain-lain,”ucapnya.
“Lingkungan sosial yang berkelanjutan menghasilkan kondisi keberlanjutan sosial yang mampu mendukung secara penuh kualitas kehidupan yang adil dan sejahtera, sehat, serta produktif bagi semua anggota masyarakat Madina pada masa kini dan masa mendatang.”
“Hal ini diharapkan dapat dicapai dengan cara bertahap dan terus menerus dari Pemerintahan baru yang lebih baik (good governance) di Madina nantinya. Pemerintahan tersebut melaksanakan pembangunan berkelanjutan secara konsisten untuk mengurangi besarnya kemiskinan dan memelihara daya dukung lingkungan, sehingga pola produksi dan konsumsi masyarakat dapat berlangsung secara berkelanjutan,” pungkas Sakti.
Abdul Azis Nasution dan Amir Hamdani Nasution juga menambahkan, bahwasanya dalam pembangunan lingkungan sosial yang berkelanjutan, ada hal yang harus menjadi titik berat perhatian pemerintah baru di Madina yaitu kesinambungan dari interaksi-interaksi di dalam lingkungan sosial itu sendiri dan dengan kedua lingkungan lainnya (lingkungan alam dan lingkungan buatan).
“Dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, indikator kualitas sosial ditentukan berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan hidup yang bertanggung jawab secara sosial, dengan ciri-cirinya: 1) semua pihak diikutsertakan dan masing-masing punya peran dan tanggung jawab (berdasarkan prinsip partisipatif), 2) hasilnya dapat dinikmati masyarakat luas guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya, indikatornya berupa pendapatan/penghasilan masyarakat menjadi layak, ada kesempatan kerja/berusaha, pertambahan dan persebaran penduduk sesuai dengan daya dukung lingkungan dan daya tampung sosial, pendidikan penduduk menjadi memadai, kesehatannya menjadi prima, 3) penghormatan terhadap hak-hak masyarakat. Oleh karena itulah, alam melaksanakan pembangunan/pengelolaan lingkungan sosial yang merupakan hal utama dalam pembangunan berkelanjutan ini,”tandasnya.
Zein Nasution dan Adnin Nasution juga menyarankan agar Pemerintahan baru Madina nantinya seyogianya bersedia: 1) belajar dan melakukan inovasi, 2) dalam berinteraksi/berhadapan dengan penduduk/masyarakat, Pemerintah daerah harus berpikir dalam posisi setara. Hal ini menjadi salah satu wujud bahwa pemerintah sendiri juga melakukan perubahan sosial dalam institusinya.
Menurut Ahmad Fauzan adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh Pemerintah daerah antara lain adalah: 1) menyampaikan tawaran usulan program pengelolaan lingkungan dalam berbagai dokumen perencanaan pembangunan untuk dipelajari penduduk setempat (melalui media online, iklan, leaflet, pengumuman, mesjid, lopo kopi, pasar, bagas godang, dan lain-lain), 2) mengumpulkan dan menjaring masukan dan saran (feedback) dari usulan program tersebut khususnya terkait berbagai problem yang harus diselesaikan di tengah masyarakat, 3) menentukan prioritas dengan berbagai cara dengan mempertimbangkan kemampuan dari berbagai pihak (melalui konsultasi, workshop, open house, focus group discussion, Delphi process, AHP, dan lain-lain), 4) melaksanakan prioritas beserta pentahapannya dengan berbagai metode manajemen yang tepat guna, 5) setiap tahap dilakukan pelaporan, dengan bentuk yang disepakati untuk dievaluasi (melalui info online, koran, pertemuan rutin, wirid, dan sebagainya), 6) setiap akhir periode dilakukan koreksi jika diperlukan dan perencanaan yang baru untuk implementasi yang baru (melalui konsultasi, workshop, dan lain sebagainya). (Redaksi)