bbnewsmadina.com, Pelaksanaan dua proyek tugas perbantuan milik Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada Daerah Irigasi (DI) Paya Sordang menimbulkan tanda tanya ataupun mencurigakan.
Pasalnya, pekerjaan perbaikan saluran talang sepanjang 14 meter yang jebol di Kecamatan Angkola Muaratais dan pengerukan sedimen saluran di Kecamatan Batang Angkola, tidak ada pemasangan papan informasi proyek.
Pantauan di lapangan, Kamis (28/7/2022), lima orang pekerja mengerjakan talang air yang jebol di Kelurahan Muaratais. Lantai saluran sudah selesai dicor dengan ketebalan kurang lebih 10 centimeter. Tidak diketahui apakah lantai itu dipasang anyaman besi atau tidak.
Di bawahnya terdapat enam tiang penyangga beton, yang tidak diketahui apakah dalam kontrak pelaksanannya harus tiang cor atau tiang susunan batu kali. Namun yang tampak di lapangan, tiang itu sudah berbalut semen seperti dicor.
Dua orang tukang memasang cetakan untuk cor dinding kiri dan kanan. Di tengah cetakan terdapat satu anyaman besi yang juga tidak diketahui apakah diameter dan jarak antara besinya sudah sesuai kontrak.
Di dekat sambungan dinding beton yang baru dan lama, terdapat empat besi yang sudah dirakit seperti untuk dijadikan tiang. Namun kondisi besi itu sudah ada bekas semennya, sehingga tampak seperti besi bekas.
Di sekitar lokasi sama sekali tidak ada pemasangan papan informasi proyek. Namun saat wartawan hendak beranjak pulang, di dekat sebatang pohon karet terdapat plastik warna putih yang diremas hingga nyaris berbentuk bulat.
Setelah dibuka, ternyata plastik spanduk berisi informasi proyek. Terdapat logo dan tulisan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang. Satuan Kerja Perangkat Daerah Tugas Perbantuan (SKPD-TP).
Nama proyek itu adalah pemeliharaan berkala DI Paya Sordang. Nama pekerjaannya ialah perbaikan saluran talang beton bertulang. Daerah pekerjaan, Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara.
Jumlah dana, Rp198.999.690,- dengan sumber anggaran APBN tahun 2022. Sasaran proyek, ialah berfungsinya jaringan irigasi secara maksimal sesuai kebutuhan. Nama perusahaan, CV. Anaconda Engineer dengan masa pekerjaan 45 hari.
Informasi diperoleh di lapangan, proyek perbaikan saluran talang beton bertulang itu pernah didatangi seorang anggota DPRD Sumut dari Daerah Pemilihan Tujuh (Dapil VII) pada masa reses sekitar dua pekan kemarin. “Bapak itu mencak-mencak,” kata warga.
Pengerukan
Ketiadaan papan informasi proyek juga terjadi di pengerukan sedimen jaringan DI Paya Sordang mulai dari Desa Tahalak Ujung Gading sampai Kelurahan Sigalangan. Pantauan di lapangan, terdapat beberapa titik yang sama sekali tidak dikorek.
Selain itu, pekerjaan pengerukan sedimen tersebut dilakukan pada kondisi yang sedang tidak ada air mengalir. Sehingga tidak diketahui apakah nantinya saluran bekas kerukan itu bisa atau tidak bisa dialiri air sesuai dengan volume yang dibutuhkan sawah petani.
“Bisa saja pada bagian hulu ini terlalu dalam dikeruk dan di hilir kurang keruk. Air akan menggenang dan debit aliran air yang dibutuhkan untuk pengairan sawah warga jadi berkurang atau tidak maksimal,” kata Marahot, petani di Desa Sitampa Simatoras.
Di lokasi, seorang pekerja menemui wartawan dan mengatakan sebelumnya mereka ada memasang papan informasi proyek di titik awal pengerukan atau di Desa Tahalak Ujung Gading. Namun hanya dua hari bertahan sudah dibawa orang tak dikenal.
Ditanya kenapa hampir dua pekan pelaksanaan kerja, papan informasi itu tidak dipasang kembali. Oknum yang mengaku kemudian pengawas itu mengatakan sudah dikirim dari Medan dan akansegera dipasang kembali.
Pantauan di lokasi, satu unit alat berat mengeruk saluran yang sama sekali tidak dialiri air. Pengerukan itu diduga akan sia-sia karena sumber air di bagian hulunya hanya berupa paret beton yang lebarnya jauh lebih kecil daripada saluran yang sedang dikeruk.
Kemudian saluran kecil itu terhubung ke anak sungai Aek Sigalangan yang nyaris kering. Lobang air ke saluran yang sedang dikeruk itu lebih tinggi hampir 75 centimeter dari dasar sungai dan tertutup tembok tiang jembatan pula.
“Saluran dikeruk tapi sumber airnya tak jelas. Ini proyek terkesan dipaksakan dan sia-sia. Pantas saja tidak ada papan informasi proyeknya. Keseriusan Dinas Sumber Daya Air Sumut melaksanakan pekerjaan bersumber anggaran dari APBN sangat dipertanyakan,” kata Rahman, petani di sekitar lokasi. (Ty)