Pentingnya Peningkatan Kreativitas Guru Selama Pembelajaran Daring

IMG 20200811 142333

Pentingnya Peningkatan Kreativitas Guru Selama Pembelajaran Daring

Oleh :

Ahmad Aji Hsb

Nim : 0304171223

Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan.

Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris.

Kelompok KKN-DR 155 UINSU

bbnewsmadina.com, Semakin meluasnya penyebaran wabah Virus Corona Diseases 2019 (Covid-19) membuat pemerintah dan semua pemegang saham harus berfikir keras dalam kasus ini. Sampai saat ini, pemerintah tidak mengambil langkah refresif seperti pemilik wilayah secara ketat atau lockdown, tetapi hanya melakukan aturan sosial atau Sosial Distancing.

Hal ini diatur dalam UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan yang kemudian dipertegas dengan PP No. 21 Tahun 2020 dan Permenkes 9 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dan juga dalam keterangan Mendikbud Bapak Nadiem Makarim, menegaskan bahwa pada saat sekolah melakukan pembelajaran tatap muka, kondisi protokol kesehatan sangat ketat. Masing-masing rombongan belajar (rombel) hanya diperbolehkan maksimal 50% dari kapasitas.

Berarti sekolah harus melakukan rotasi/shifting saat masuk siswa menghadiri pembelajaran tatap muka.

Sekolah juga tidak diperbolehkan membuka aktivitas kantin, kegiatan berkumpul, atau kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki risiko interaksi antara masing-masing rombel. Siswa hanya diperbolehkan mengikuti kegiatan belajar mengajar, kemudian langsung pulang setelah sekolah selesai.

Selama berada di sekolah, siswa harus memakai masker dan sekolah maupun siswa harus memenuhi berbagai macam persyaratan atau checklist yang sangat ketat.

Presiden Joko Widodo dengan tegas mengimbau utntuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah dari rumah. Hal inilah yang membuat dunia pendidikan kita berubah 180 derajat. Karena satu satunya solusi yang bisa ditawarkan dengan melakukan pembelajaran daring (pembelajaran online / kelas online).

Hal ini seperti memberikan shock therapy bagi guru dan siswa. Banyak guru belum mengenal apa itu pembelajaran daring dan bagaimana melakukanya. Demikian pula dengan pula siswa masih belum mengenal pembelajaran yang daring. Memang selama ini dunia pendidikan kita seakan-akan acuh terhadap pembelajaran online dan sangat lambat perkembangannya di Indonesia, khususnya di Mandailing Natal yang pada saat ini masuk dalam zona hijau.

Pembelajaran secara daring atau pembelajaran online merupakan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan perangkat komputer atau gadget yang saling berhubungan di mana guru dan siswa berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan media komunikasi dan informasi. Pembelajaran ini sangat bergantung dengan koneksi jaringan internet yang terhubung antar perangkat guru dan para siswa. Pembelajaran daring ini sangat membantu dunia pendidikan kita di saat pandemi ini. Banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran daring seperti Whatsapp Group, Google Classroom, Edmodo, Quizzi, Zoom Cloud, Jitsi, dll. Namun, sebenarnya banyak ditemukan di lapangan saat ini. Misalnya, masih terkendalanya dalam hal infrastruktur atau perangkat seperti komputer atau gadget. Sebagian dari pendidik kita masih belum terbiasa menggunakan atau mengoperasikan perangkat ini. Demikian pula siswa masih belum kuat terutama di daerah pedesaan, dan juga jaringan sinyal yang di seluruh Mandailing Natal belum merata. Masalah mendasar lainnya adalah pola kebiasaan belajar mengajar siswa dan guru yang sudah terbiasa belajar konvensional.

Guru masih belum terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media yang menantang yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses dan diterapkan oleh siswa. Sedangkan siswa sangat membutuhkan budaya belajar menadiri dan kebiasaan untuk belajar mengikuti pembelajaran memalui komputer atau gadget.

Dengan demikian guru dituntut untuk mampu atau mendesain pembelajaran yang berani yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang mengajar.

Walaupun dengan pembelajaan daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam eksplorasi materi yang akan dipelajari, namun guru harus mampu memilih dan membatasi jangkauan mana materinya dan aplikasi apa yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.

Banyak guru yang terlalu memaksakan sebuah aplikasi yang ditenggarai kekinian dan keren, namun sangat tidak sesuai dengan tujuan awal dari sebuah pembelajaran daring, yaitu untuk memudahkan siswa mendapat pembelajaran atau pendidikan dalam situasi pandemi covid-19 ini.

Bukannya malah membantu meringankan beban beban psikis, namun malah membuat siswa menjadi stres ditambah lagi dengan banyaknya penugasan yang tidak terukur oleh gurunya.

Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa memanfaatkan Whatsapp Group. Aplikasi whatsaap cocok digunakan bagi pengajar pemula, karena itu sangat sederhana dan mudah diakses siswa. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, dapat meningkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring lainnya.

Namun sekali lagi, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu saja, namun harus menyesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa, kesesuaian terhadap materi, keterbatasan infrastruktur perangkat seperti jaringan.

Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom meeting namun jaringan atau sinyal di wilayah siswa Anda tinggal tidaklah bagus. Atau misalnya guru PAUD memberikan tugas kepada siswanya dengan memberikan tutorial video mewarnai melalui Whatsapp akan lebih mudah dilakukan dan diakses oleh siswanya sehingga akan efektif.

Dengan demikian, percaya diri dalam melakukan pembelajaran yang berani pada situasi pandemi Covid – 19 ini adalah kemampuan guru dalam berkreasi merancang dan meramu materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode. Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi siswanya untuk tetap semangat dalam belajar secara online dan tidak menjadi beban psikis. Yang terpenting dari semua ini, guru harus tetap ada dan tanpa henti memotivasi siswa dalam pembelaran. (DN)

Tinggalkan Balasan

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)