Upaya Mencegah Stunting
Oleh: Ahmad Muhajir
Penulis Merupakan Dosen Sejarah Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat
Sumber Gambar p2ptm.kemkes.go.id)
Stunting, atau dikenal juga sebagai kekerdilan, adalah kondisi gagal pertumbuhan anak yang mengakibatkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari tinggi badan rata-rata pada usia tertentu. Stunting terjadi karena defisiensi gizi, kurangnya asupan nutrisi yang memadai selama masa pertumbuhan awal anak, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu dari masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Di Indonesia, masalah stunting telah menjadi perhatian serius karena dampaknya yang luas terhadap pembangunan manusia dan ekonomi negara. Berdasarkan data dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, tingkat stunting di Indonesia mencapai angka 27,7% pada anak di bawah usia lima tahun.
Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya tingkat stunting di Indonesia antara lain:
Gizi Buruk dan Kurang Asupan Nutrisi: Banyak anak di Indonesia mengalami kurangnya asupan nutrisi penting, seperti protein, zat besi, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Pola Makan yang Tidak Seimbang: Pola makan yang tidak seimbang, rendahnya konsumsi makanan bergizi, serta kurangnya kesadaran tentang pentingnya makanan bergizi dalam diet anak, merupakan faktor lain yang berkontribusi pada stunting.
Masalah Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan: Akses terhadap sanitasi yang buruk, seperti air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai, dapat menyebabkan infeksi dan penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan anak.
Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan: Akses terhadap pelayanan kesehatan dan edukasi tentang gizi yang kurang optimal di beberapa daerah terpencil atau daerah miskin juga menjadi faktor yang berperan dalam tingginya angka stunting.
Dampak stunting bagi anak sangat serius dan jangka panjang. Anak yang mengalami stunting berisiko mengalami masalah kesehatan, perkembangan fisik dan kognitif yang terhambat, serta memiliki risiko tinggi terhadap penyakit kronis di masa dewasa. Selain itu, stunting juga berdampak negatif pada produktivitas ekonomi suatu negara karena menurunkan kapabilitas intelektual dan fisik seseorang di kemudian hari.
Untuk mengatasi masalah stunting, diperlukan pendekatan yang holistik, melibatkan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga swasta, masyarakat, dan lembaga internasional. Program-program gizi, kesehatan, sanitasi, dan edukasi gizi yang menyeluruh dan terpadu perlu diperkuat untuk memastikan anak-anak di Indonesia mendapatkan gizi yang cukup dan berkualitas untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Selain itu, upaya pencegahan stunting juga harus dimulai sejak masa kehamilan dengan memberikan perhatian khusus pada gizi ibu hamil dan dukungan pelayanan kesehatan yang memadai.
Peran Pemerintah
Mencegah stunting merupakan upaya yang kompleks dan penting bagi pemerintah Indonesia. Berbagai kebijakan dan program telah diimplementasikan untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah berusaha memastikan ketersediaan nutrisi yang baik bagi ibu hamil dan anak, dengan program gizi yang mencakup pendidikan tentang pola makan sehat dan pentingnya asupan nutrisi yang tepat.
Selain itu, program imunisasi juga menjadi bagian penting dalam melindungi anak-anak dari berbagai penyakit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mereka.
Dalam upaya mencegah stunting, pemerintah bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait. Kolaborasi ini memastikan sinergi dan efektivitas program untuk menghadapi masalah stunting yang multidimensi. Selain itu, peran masyarakat juga sangat ditekankan.
Partisipasi aktif masyarakat dalam menyadari pentingnya pola makan sehat dan dukungan gizi bagi anak-anak menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan pencegahan stunting.
Masalah stunting juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti akses terhadap sanitasi yang baik dan air bersih. Pemerintah berusaha memperbaiki infrastruktur dan memastikan akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai untuk mengurangi risiko infeksi yang dapat mempengaruhi kualitas gizi anak.
Penguatan sistem kesehatan juga menjadi langkah yang esensial dalam mencegah stunting. Dengan sistem kesehatan yang kuat dan terjangkau, pelayanan kesehatan yang berkualitas, termasuk dukungan gizi dan edukasi bagi masyarakat, dapat diakses oleh semua kalangan.
Selama pencegahan stunting berlangsung, penting untuk memiliki sistem pemantauan dan evaluasi yang baik. Dengan pemantauan yang tepat, pemerintah dapat mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dan meningkatkan kualitas program yang ada.
Meskipun tantangan untuk mencegah stunting tetap ada, pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup anak-anak. Kolaborasi, partisipasi masyarakat, dan penguatan sistem kesehatan merupakan kunci dalam mencapai tujuan bersama dalam mengurangi stunting dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa depan.