bbnewsmadina.com, Tentu saja guru-guru Madrasah Diniyah, Ponpes dan TPA/TPQ bakal merasa kecewa berat. Sebab, Pemkab Madina mengurangi anggaran untuk insentif bulanan dari Rp 300.000,- menjadi Rp 150.000,-. FKDT Madina menilai, kebijakan itu mwnjadi pukulan yang sangat mengcewakan bagi pengajar dan pengelola sekolah informal itu.
Dalam akunnya si media sosial (26/10) dinihari, FKDT Madina menuliskan, kebijakan itu jelas menjadi berita duka bagi aktivis Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (MDTA/Sikola Arob) di Mandailing Natal. Menurut akun itu, komitmen Pemkab Madina untuk merevitalisasi keberadaan Sikola Arob kendor. Karena itu, Pemkab tega mengurangi nilai insentif dalam pembinaan dan peningkatan kesejahteraan guru-guru MDTA/TPA/Ponpes.
“Hampir bisa dipastikan (99 persen), (insentif itu) mengalami pengurangan dari Rp 300 ribu menjadi Rp 150 ribu. Artinya, Peraturan Bupati Madina tentang Wajib Diniyah tidak berdampak signifikan untuk menguatkan citra MDTA di mata Pemkab Madina sekalipun realitasnya nyata-nyata sudah lebih kuat dan lebih berperan.
Sumber terpercaya media ini mengungkapkan, alasan pengurangan anggaran itu adalah minimnya anggaran yang disisakan, sehingga dianggap tidak cukup untuk membayar insentif 6 bulan kedua pada 2017 ini sekalipun banyak kegiatan lain yang tidak lebih vital trtnyata mandapat tambahan dalam jumlah yang menohok.
Oleh karena itu, lanjutnya, teman-teman juang madrasah, Ponpes dan TPA harus mengevaluasi semua atensi, sikap dan apresiasi terhadap semua yang berbau Pemkab Madina.
Sebagai informasi, rekan juang FKDT yang sudah duduk di DPRD Madina sudah berupaya keras untuk menolak dan manganulir rencana pengurangan anggaran tersebut.
“Namun, unsur terkait tetap saja mengabaikan pertimbangan dan fakta yang mengemuka,” sebutnya.
Dia juga menyerukan agar guru-guru madrasah diniyah tidak menghiraukan iming-iming peningkatan insentif di 2018!!!!
Katanya, “itu hanya upaya pengalihan emosi dan rasionalitas atas fakta yg melukai ini. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar….(min001)