bbnewsmadina.com, Penyakit Masyarakat (Pekat) sudah menjadi permasalahan besar dan kompleks. Setidaknya sudah mencuat dari beberapa postingan di medsos selama sepekan terakhir dan bahas bersama MUI dan Pemkab Madina.
Anggota DPRD Madina dari PKB, Muhammad Ludfan Nasution, mengungkapkan tanggapannya melalui akun pribadinya.
Menurutnya, permasalahan ini bukan lagi gejala, melainkan sudah tampak jelas, bahkan terlihat semakin terang-terangan.
“Aksi ‘sakit’ ini telah menyeret tidak hanya 30 anak remaja putri (SMP/SMA) ke dalam kubangan jorok dan memalukan. Bahkan sudah termasuk ancaman terhadap nasib dua-tiga generasi ke depan. Ini, sungguh2 meresahkan,” katanya.
Semua elemen masyarakat, utamanya yang terkait secara formal, harus ambil peran untuk segera menelisik,
meneliti, mengurai dan memberikan solusi paling mungkin.
Lebih jauh lagi, Ketua BKM Mesjid Jami’ Darussalam Kotasiantar ini juga menyebutkan, “Fakta ini muncul dari penyebab berantai di belakang dan manjadi akibat beruntun di kemudian hari.”
Karena itulah, dia mengajak agar semua stake holder harus melakukan tiga jurus secara simultan (serentak dan saling menopang), yakni:
I) identifikasi permasahan pekat secara explorer dan ambil solusi tuntas;
II) runut, urai dan ambil langkah penanggulangan, termasuk penyegelan operasi Hotel Rafiq;
III) antisipasi rentetan problematika yg pasti muncul sebagai akibat dari keadaan sekarang.
“Selanjutnya, ketiga jurus itu dikemas spesial sebagai satu aksi sosial masyarakat berbasis holong (kasih sayang), bukan sebagai sanksi atau hukuman,” tambahnya.
Kemudian, strategi tiga jurus itu perlu dipadukan dalam satu pendekatan (konsep) terpadu dan berkesinambungan, termasuk Raperda tentang Pemberantasan Total Penyakit Masyarakat.
Dalam pandangannya, dengan begitu, upaya memberantas ‘pekat’ itu menjadi satu gerakan sosial.
“Harus kita ingat bersama, gerakan ini bukan pekerjaan atau kegiatan semusim. Kita harus konsisten dan komit (istiqomah).(Redaksi/davy)