Ditempatkan Di Sopo Godang Rumah Dinas Bupati Madina GORDANG SAMBILAN TERBESAR DI DUNIA

Panyabungan-BBNewsmadina.com

Upaya “membumikan” kembali Adat Budaya Daerah – Mandailing Natal (Madina) di Bumi Gordang Sambilan ini, secara terus-menerus dilakukan oleh Bupati Madina – Drs H Dahlan Hasan Nasution. Baru-baru ini atas inisiatifnya sendiri telah siap ditempahkannya seperangkat alat musik perkusi (drum chime/alat musik yang dipukul) Gordang Sambilan dengan ukuran terbesar dari yang dikenal selama ini, sehingga tak terbantahkan lagi untuk saat ini telah merupakan “Gordang Sambilan Terbesar di Dunia” ini. Kini perangkat alat musik warisan leluhur itu, untuk sementara ditempatkan di Sopo Godang Rumah Dinas Bupati Mandailing Natal, sedang nantinya secara permanen akan ditempatkan di Bagas Godang (Rumah Adat) Mandailing setelah selesai dibangun yang berlokasi di Jalinsum Saba Purba Panyabungan.

Wartawan BBNews – Muammar Qadhafi Nasution SH, bersama Sekretaris DISPORKAP Rahmat Hidayat S.Pd dan Kabid Kebudayaan Ervin Nasution S.Pd yang didampingi Ketua FPPAB (Forum Pelestarian dan Pengembangan Adat Budaya) Madina – H Mangaraja Kumala Oloan Nasution dan Sekretaris FPPAB – Sutan Pandu Sakti Nasution SH, yang langsung melakukan pengukuran secara on the spot atas perangkat Gordang Sambilan terbesar di dunia itu, Senin siang (19/09) hasilnya adalah sebagai berikut : Ukuruan terbesar (Jangat), panjang 2,20 meter, tabung resonator/lobang atas berdiameter 1,20 meter dan lobang bawah berdiamter 0,80 meter. Diletakkan berderet bertingkat sebanyak sembilan potong dengan ukuran yang bervariasi sampai kepada yang terkecil (Eneng-eneng) panjang 1,49 meter, lobang atas berdiameter 0,42 meter dan lobang bawah berdiamter 0,38 meter. Fantastis dan luar biasa kan ?!.

WARISAN LELUHUR

Menurut Bupati Madina – Drs H Dahlan Hasan Nasution, bahwa Gordang Sambilan adalah merupakan warisan peradaban leluhur “bangsa” Mandailing Natal yang memiliki nilai-nilai sakral serta merupakan khazanah budaya yang khas, istimewa serta punya daya tarik yang luar biasa dan yang harus terus dilestarikan.

Dijelaskan Bupati, bahwa menurut pakar Etnomusikologie, di dunia ini hanya ada dua alat musik perkusi seperti itu, yakni di Mandailing Natal dan di Afrika Selatan. Bedanya, kalau di Mandailing Natal perangkatnya adalah gondang yang berjumlah sembilan potong, sedang di Afrika Selatan hanya satu potong tapi dengan ukuran yang sangat besar yang dipukul secara bersama-sama. “Sekitar pelukan dua orang besar diameternya” – katanya membayangkan yang di Afrika itu.

Sedang penggunaan Gordang Sambilan menurut Bupati, dari pewarisan leluhur harus terlebih dahulu mendapat izin dari pemangku adat atau Raja Panusunan. Biasanya dipakai dalam ritual upacara adat, seperti horja godang (bolon), menyambut tamu-tamu terhormat, upacara hari-hari besar, upacara kematian (mambulungi). Kemudian dalam perkembangannya akhir-akhir ini, Gordang Sambilan sudah bisa dipergunakan masyarakat luas sebagai alat musik hiburan non upacara adat, baik dalam pesta pernikahan, hari-hari besar, festival gordang sambilan dan lainnya,  agar bisa terus terlestarikan kedepan sepanjang masa.

BAGAS GODANG

 Berkaitan dengan pembangunan Bagas Godang (Rumah Adat) Mandailing yang sudah dimulai sejak TA 2015 kemarin, yang berlokasi dipinggiran Jalinsum Saba Purba – Panyabungan, dalam menjawab pertanyaan BBNews belum lama ini, Bupati Dahlan Hasan menjelaskan, bahwa penyiapannya akan terus dipacu. “Insyaallah perhitungan saya bisa kita kejar siap, tapi diakhir 2017 ya” – ucapnya optimis.

Dikatakannya, bahwa pembangunan Bagas Godang tersebut, adalah merupakan skala prioritas yang harus terus dipacu penyiapannya, karena nantinya adalah merupakan salah satu “ikon” Mandailing Natal, yang sekaligus menjadi destinasi wisata andalan dan kebanggaan Mandailing Natal yang dipadukan/dihubungkan dengan lokasi wisata Tapian Sirisiri Syariah sebagai satu kawasan berikat. Semoga ! (davy).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *