Ziarah Akbar Masyarakat Hutasiantar ke Makam Ulama Madina

bbnewsmadina.com, Rombongan ziarah makam ulama Madina yang terdiri dari 50-an orang pemuka masyarakat Hutasiantar berangkat dari Alaman Sopo Godang Hutasiantar, Kelurahan Kotasiantar, Panyabungan, Sabtu kemarin (03/02).

Untuk membawa rombongan itu, panitia ziarah makam ulama Madina menyiapkan lima unit kedaraan di depan Sopo Godang Hutasiantar.

Ziarah dimulai dari Makam Syekh Abdul Fattah Al-Mandili sekaligus makam Syekh Muhammad Said Nasution (Baleoi) yang ada di lokasi Pemakaman Masyarakat di Kelurahan Kotasiantar.

Selanjutnya, menuju makam Syekh Muhammad Ja’far Nasution bin Syekh Abdul Kadir Al-Mandili sekaligus Makam Syekh Muhammad Ya’kub (Tuan Naposo) bin Syekh Abdul Qadir Al-Mandili di Pemakaman Masyarakat di Kelurahan Panyabungan II.

Sebagai info tambahan, Syekh Muhammad Ja’far Nasution dan Syekh Muhammad Ya’kub (Tuan Naposo) abang-adik putra dari Syekh Abdul Qadir Al-Mandili. Syekh Muhammad Ja’far sendiri memiliki anak bernama H. Khollad Nasution dan cucu HM. Ja’far Sukhairi Nasution yang sekarang (2018) menjabat sebagai Wakil Bupati Madina.

Selanjutnya, rombongan mampir di Pengajian Buya Ibrahim Sannun Dalanlidang untuk menyerap ‘kaji’ tentang ziarah ulama dan prosesi pelaksanaannya. Ternyata banyak hal yg belum diketahui secara luas soal ziarah. Buya Ibrahim menendaskan, salah satunya, ruh ulama itu sesungguhnya tidak pernah mati dan yang hancur di dalam tanah itu hanya jasatnya.

Tiba di Desa Purbabaru, Kecamatan Lembah Sorik Marapi, rombongan Ziarah Akbar turun dari kendaraan untuk meziarahi makam pendiri Pondok Pesantren Musthafawiyah, Syekh Musthafa Husein Nasution. Seperti di makam ulama sebelumnya, ziarah dimulai dengan istighfar, tawassul, Surah Al-Ikhlas (3 kali), Surah Al-Alaq dan Surah An-Nas. Kemudian, membaca sholawat, tahtim pendek dan tahlil.

Setelah do’a penutup, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Kampung Lama, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, yakni lokasi Makam Syeikh Junaidi Thola Rangkuti.

Sebelum masuk waktu Sholat Zhuhur, rombongan berhenti lagi untuk siap-siap sembahyang di sebuah mesjid berukuran sedang di Desa Laru Dolok.

Untuk mempercepat persiapan makan siang, beberapa orang panitia bergerak lebih dulu menuju rumah makan Lopo Incor yang tak jauh dari mesjid.

Sesampainya di rumah makan, rombongan langsung menempati meja yang sudah berisi hidangan lengkap, termasuk pocal (gado-gado). Rombongan tampak menikmati hidangan makan siang dengan lahap. Yang suka kopi pun mulai memesan sebelum selesai makan nasi.

Makam Syekh Abdul Wahab Lubis yang lebih masyhur dengan sebutan “Tuan Muaramais” yang ada di Desa Muara Mais, Kotanopan, pun tidak dilewatkan. Selain berharap mendapat hikmah dan berkah dari kegiatan itu, peserta ziarah pun tak abai menapakkuri perjuangan dan memanjatkan doa atas Sang Syekh.

Beberapa menit kemudian, rombongan sudah sampai di Makam Makam Syeikh Sulaiman Lubis Al-Kholidi di Desa Hutapungkut Tonga.

Di situ, Ustazd Daud Lubis (Sutan Badawi, pake batik hijau) dan Ustadz Darman (baju koko biru) tampak manyambut kedatangan Ayah H Ramadhan Salih dan Ayah Husnan Amir dan rombongan itu.

Di kompleks makan, tampak juga dua-tiga rumah dari keluarga Syekh Sulaiman, makam dari dua Aulia Allah lain yakni generasi kedua (Syekh Abdul Baqi) dan generasi cucu (ketiga) serta bangunan mesjid yang secara khusus dimanfaatkan untuk kegiatan ‘manakib’ bagi pengikut Tharikat Naqsabandiyah.

Dari Hutapungkut Tonga, rombongan beranjak menuju Makam Aulia di Hutapungkut Julu yang tampak seperti berada di dalam bangunan mesjid.

Lalu, rombongan sampai di Pakantan ketika hujan mulai deras. Satu per satu anggota rombongan masuk kompleks dan naik ke Bagas Godang Raja Pakantan.

Destinasi (tujuan) ini memang sudah dirancang sebagai tempat terakhir.

Ada informasi yang menyebutkan, ada juga makam ulama yang cukup masyhur di jazirah Pakantan. Karena itu, sempat ada rencana ziarah tambahan ke makam waliyullah itu. Namun, karena sampai di Desa Pakantan Lombang hari sudah sore, sekira pukul 18.00 wib, mendekati waktu Sholat Maghrib, rencana zjarah jadi urung.

Salah seorang peserta ziarah masih punya hubungan keluarga yang kental dengan Raja Pakantan. Katena itulah, rombongan bersilaturrahmi dan menggelar tahtim dan tahlil mendoakan agar keluarga Raja Pakantan yang masih ada senantiasa sehat dan makin harmonis, serta seluruh anggota keluaga yang sudah mendahului dapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.(Redaksi)

Tinggalkan Balasan

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)