Krisis Ekonomi Akhiri Pemerintahan Orde Baru

Krisis Ekonomi, Orde Baru, krisis moneter, depresiasi mata uang, inflasi, pendapatan riil, gejala krisis, kepercayaan terhadap pemerintah, gejolak politik, reformasi
(Sumber gambar: BBC.com)

Oleh: Ahmad Muhajir

Penulis merupakan Dosen Sejarah, Universitas Andalas, Padang Sumatera Barat

Salah satu penyebab utama jatuhnya Orde Baru adalah krisis moneter tahun 1997. Krisis moneter tersebut memicu pelemahan ekonomi yang meluas, yang juga terjadi di beberapa negara. Krisis ini merupakan dampak dari perekonomian global yang diduga disebabkan oleh perilaku spekulan.

Krisis ini terjadi di Korea Selatan, Filipina, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia tersebut, Indonesia memang merasakan dampak yang paling parah. Hal ini disebabkan telah rapuhnya fondasi perekonomian Indonesia.

baca : Hidup Bersama Buku

Krisis moneter yang melanda Indonesia diawali dengan depresiasi global, di mana menurun tajamnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (terutama dolar AS), sebagai akibatnya ada efek domino dari depresiasi mata uang Thailand, yang mengakibatkan lonjakan harga barang impor. Kenaikan harga barang impor, menyebabkan hampir semua barang yang dijual di dalam negeri meningkat, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama pada barang yang memiliki kandungan barang impor yang tinggi (Atmadja,1999).

Setelah gagal mengatasi krisis moneter dalam jangka pendek, bahkan cenderung berlarut-larut sehingga menyebabkan kenaikan tingkat harga secara umum Akibatnya, tingkat inflasi nasional melonjak cukup tajam. Lonjakan yang cukup tajam ke tingkat inflasi nasional tanpa diimbangi dengan peningkatan pendapatan nominal masyarakat, telah menyebabkan pendapatan riil masyarakat menurun. Juga pendapatan per kapita penduduk menurun relatif sangat cepat, yang mengakibatkan Indonesia masuk kembali negara miskin. Hal ini menyebabkan beban hidup semakin berat masyarakat, terutama pada lapisan masyarakat ekonomi bawah.

Seperti diketahui bahwa gejala krisis moneter dimulai diperkuat pada Juli 1997 di Indonesia dan dampaknya masih berlanjut dirasakan sampai hari ini di semua lini memiliki implikasi politik yang penting. Krisis ini sebagian telah memicu krisis lain, salah satunya adalah kepercayaan terhadap pemerintah sebagai pemegang kekuasaa absolut mulai digugat dan dipertanyakan. Gugatan itu awalnya disuarakan mahasiswa dari balik pagar kampus, dalam perkembangan selanjutnya, mendapat dukungan dari banyak sisi. Dari krisis moneter yang tak kunjung reda ditangani oleh pemerintah dan mendukung tuntutan mahasiswa oleh kelompok kepentingan lain dalam masyarakat, akhirnya menimbulkan gejolak politik yang serius. Kekacauan politik yang ditandai dengan kerusuhan sosial dan penjarahan di satu sisi, dan jatuhnya Soeharto, Presiden kedua Republik Indonesia, yang telah memerintah selama lebih dari 30 tahun di sisi lain (Suwirta, 2007).

Krisis moneter dan gejolak politik ini pada gilirannya membawa kita pada kesadaran bahwa ada sesuatu yang tidak sehat dengan sistem dan struktur yang telah dibangun selama ini. Dan untuk merevitalisasi sistem dan struktur kehidupan yang ada rapuh, perlu direformasi di segala bidang, dan pada saat itu pula kita mengetahui bersama bahwa jalan panjang pemerintahan Orde Baru harus diakhiri.

Editor : BMP
COPYRIGHT © bbnewsmadina.com 2023

Tinggalkan Balasan

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)